Ulama Sufi Sebut Masyarakat Maroko dan Indonesia Ramah dan Toleran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Sebagai negara yang dihuni mayoritas penduduk Muslim, Kerajaan Maroko dengan Indonesia memiliki sejumlah kemiripan. Menurut seorang ulama sufi Maroko, Syeikh Dr Aziz El Kobaithi Idrisi Hasan, Maroko dan Indonesia mempunyai perilaku masyarakat yang menjunjung tinggi toleransi umat beragama serta menonjolkan sikap keramahtamahan pada kaum non-muslim.
"Terdapat tiga kesamaan Islam Indonesia dan Maroko, yakni dalam mementingkan Fiqih, Aqidah, dan Tasawuf," ujar Syeikh Aziz dalam seminar kebangsaan yang digelar virtual oleh Kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes), Kamis (18/3/2021).
1. Ulama Sufi ajak perkuat hubungan antar negara untuk promosikan Islam
Oleh sebab itulah, Syeikh Aziz menyampaikan pentingnya umat Muslim di dua negara tersebut untuk menghormati para ulama. Salah satu yang ditekankan dirinya yaitu mesti ada penguatan hubungan birateral agar terjalin soliditas dalam mempromosikan agama Islam.
"Penguatan hubungan antar negara adalah hal yang penting untuk menegaskan peran kedua negara dalam mempromosikan islam yang religius, damai, dan anti ekstemisme," terangnya.
Baca Juga: Ada Roti Ular, Ini 8 Dessert Favorit ala Maroko yang Wajib Kamu Cicipi
2. Dubes Maroko untuk Indonesia: Maroko dan Indonesia akan jaga perdamaian dunia
Sementara itu, Dubes Maroko untuk Indonesia, H.E. Ouadiâ Benabdellah menambahkan bila negaranya selama ini memiliki sistem demokrasi yang berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan rakyatnya.
"Demokrasi di Maroko disesuaikan dengan kombinasi antara agama dan sistem pemerintahan dunia," urainya seraya menambahkan dengan konsep pemerintahan yang ada saat ini, Maroko memiliki sikap kontra radikalisme dan ekstremisme.
Editor’s picks
Hal ini, katanya juga sesuai dengan apa yang dilakukan bangsa Indonesia yang gencar mempromosikan moderasi dan toleransi agama.
"Maroko bekerjasama dengan Indonesia sesuai spirit mempererat hubungan antar negara Islam yang menginginkan adanya perdamaian di dunia, terutama di bagi masyarakat Muslim," jelasnya.
3. Indonesia bisa kembangkan persahabatan antar negara Muslim
Sedangkan, Rektor Unnes, Prof Fathur Rokhman menyampaikan kampusnya sedang menjalani ikhtiar kolektif untuk mempererat hubungan Indonesia dan Maroko sebagai negara Muslim.
Ia menjelaskan, sebagai negara penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran strategis dalam mengembangkan persahabatan antar negara Muslim seluruh dunia. "Dunia sedang mengalami konfigurasi kekuatan baru, khususnya dalam bidang ekonomi dan politik, dan ancaman paham radikal juga belum sepenuhnya hilang," bebernya.
"Situasi tersebut juga berimbas dalam kehidupan masyarakat Muslim di Indonesia. Sesungguhnya kami sebagai sebuah negara bangsa telah memiliki fondasi yang amat kuat yaitu Pancasila. Pancasila adalah fondasi kukuh yang membuat bangsa Indonesia berdiri kukuh, tangguh menghadapi aneka tantangan,” sambungnya.
4. Rektor Unnes: Pancasila bisa atasi gejolak internal dan eksternal
Dengan Pancasila, bangsa Indonesia memiliki visi yang jelas dalam menyikapi gejolak internal dan eksternal.
"Kita perlu meningkatkan kerja sama di berbagai bidang sehingga dapat menguatkan satu sama lain. Sebab menurut pandangan saya, persahabatan negara Muslim merupakan persahabatan yang esensial, karena tidak hanya diikat oleh kepentingan sesaat, melainkan diikat oleh keyakinan yang berdimensi dunia dan akhirat," tutupnya.
Baca Juga: Tokoh Sufi Berpengaruh, Habib Luthfi Raih Doktor Honoris Causa Unnes