Pemilik Resto Wasabi Semarang, Enday Nugroho tatkala berbincang dengan wartawan di salah satu sudut restorannya. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Bagi Enday, dengan menampung para disabilitas intelektual sebagai tenaga kerja setidaknya bisa mengajarkan kemandirian sekaligus membentuk ketekunan.
Tentu semua ini tak mudah bagi Enday. Karena sebelum karyawan disabilitas bekerja, dirinya harus telaten mengajarkan bagaimana caranya menyapa para pembeli, caranya mencuci sendok garpu dan sumpit. Sampai mengajari caranya memikul tanggung jawabnya sendiri.
"Contohnya saya tetap ada di outlet untuk berikan penjelasan ke tamu kalau mereka juga akan diservis ke teman-teman disabilitas," urainya.
Untuk melatih mereka perlu diberitahu berulang kali. Jangka waktu melatih karyawan disabilitas memakan waktu sebulan.
"Mereka kan kerjanya jadi pelayan, mencuci alat makan, kadang nyapu, ngepel dan memberi servis ke tamu. Nah, sebelum dihadapkan pada tamu, maka harus diajarkan cara servisnya dan sebagainya. Minimal mereka tahu tanggung jawabnya. Misal kalau ada meja kotor ya dibersihkan," sambungnya.
Ia mengaku akan senantiasa terus menerus membersamai para disabilitas sampai mereka benar-benar mandiri, tidak lagi minder dan kuat menghadapi kehidupan.
Karena misi itulah, Enday tak pernah bosan memberi pemahaman kepada orang tua yang punya anak disabilitas agar mengizinkan anak mereka bekerja di restorannya.
"Karena kita selalu yakinkan kepada ibu-ibunya kalau selama bekerja di sini juga tetap beri pendampingan. Para orang tua saya beri pemahaman berulang-ulang bahwa kami tidak menghakimi tapi juga mendampingi. Ya karena saya kebetulan kenal sama orang tuanya, maka mereka juga antusias menyambut ajakan kami. Setiap anak disabilitas ini pas berangkat dan pulang pasti dijemput orang tuanya," ujar Enday.
Ia berharap apa yang dilakukannya selama ini mampu menginspirasi para pengusaha restoran lainnya supaya tidak mengecilkan peran disabilitas intelektual. Sebab seorang disabilitas intelektual berhak untuk sukses. Berhak berkarya. Berhak mandiri dan menemukan talentanya layaknya orang-orang pada umumnya.
"Jadi yang saya lakuin ini moga-moga bisa menginspirasi para pengusaha dan orang lain. Semoga ini bisa mengajari mereka agar membersamai anak-anak disabilitas," tukasnya.