Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengapa Konsumsi Daging Olahan Berbahaya bagi Kesehatan? 

ilustrasi beragam produk daging olahan (pixabay.com/stafichukanatoly)
Intinya sih...
  • Daging olahan tinggi garam dan lemak jenuh, serta mengandung zat tambahan seperti nitrat dan nitrit yang dapat memicu senyawa karsinogenik saat dimasak pada suhu tinggi.
  • Asupan harian sosis atau bacon meningkatkan risiko kanker kolorektal dan lambung. American Institute of Cancer Research menyarankan penggantian dengan pilihan sehat.
  • Daging olahan mengandung natrium tinggi yang menyebabkan hipertensi, serta zat berbahaya seperti heterosiklik amina dan nitrosamin yang merusak sel usus dan meningkatkan risiko kanker.

Nikmatnya sosis, nuget, dan daging kaleng memang sudah tidak diragukan lagi. Tak hanya itu, proses memasak daging olahan yang simpel dan praktis membuat daging ini menjadi pilihan yang paling sering dibeli saat belanja bulanan. Sayangnya, kenikmatan yang diterima setelah memakan daging olahan berbanding terbalik dengan risiko yang ditimbulkan jika kamu mengonsumsinya secara berlebihan. Penyakit kronis seperti kanker dan jantung akan lebih mudah menyerang tubuh kamu. 

Selain tinggi garam dan lemak jenuh, daging olahan mengandung zat tambahan seperti nitrat dan nitrit yang dapat memicu pembentukan senyawa karsinogenik saat dimasak pada suhu tinggi. Tidak hanya itu, gaya hidup tidak sehat sering kali beriringan dengan kebiasaan makan daging olahan, memperburuk dampaknya pada tubuh. Artikel ini akan membahas berbagai risiko konsumsi daging olahan dan memberikan langkah pencegahan agar kamu bisa tetap sehat tanpa harus sepenuhnya menghilangkan kenikmatan makanan ini.

1. Konsumsi daging olahan berisiko tinggi terhadap kanker

ilustrasi membakar sosis (pixabay.com/kaboompics)

Banyak penelitian menghubungkan konsumsi daging olahan dengan kanker, terutama kanker kolorektal dan lambung. Ini terjadi karena senyawa seperti nitrosamin dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) terbentuk selama proses pengawetan atau pemasakan dengan suhu tinggi. PAH juga terbentuk dari daging yang dibakar, mengakibatkan akumulasi zat karsinogenik di dalam tubuh.

Asupan harian produk seperti sosis atau bacon dapat meningkatkan risiko kanker. Karena itu, American Institute of Cancer Research menyarankan untuk menghindari daging olahan dan menggantinya dengan pilihan yang lebih sehat seperti sayuran atau protein nabati.

2. Penyakit jantung dan tekanan darah tinggi akibat kandungan natrium

ilustrasi seseorang dirawat di rumah sakit (unsplash.com/engin akyurt)

Daging olahan mengandung natrium tinggi yang digunakan untuk pengawetan dan peningkatan rasa. Konsumsi berlebihan garam ini dapat menyebabkan hipertensi dan memperburuk kondisi kesehatan jantung. Beberapa penelitian juga menemukan kaitan antara pola makan tinggi garam dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.

Untuk mengurangi risiko, penting untuk memperhatikan label makanan dan memilih produk rendah garam. Selain itu, menyeimbangkan pola makan dengan buah dan sayuran dapat membantu menurunkan tekanan darah.

3. Senyawa berbahaya dalam daging olahan berpengaruh pada sel usus

ilustrasi membakar sosis langsung ke api (pixabay.com/_Alicja_)

Pengawetan dengan nitrit dan pemasakan pada suhu tinggi menghasilkan zat berbahaya seperti heterosiklik amina dan nitrosamin. Zat ini merusak sel usus dan, jika terakumulasi dalam jangka panjang, dapat memicu perkembangan kanker. Beberapa studi menunjukkan bahwa pemanasan berlebihan pada daging olahan meningkatkan kadar senyawa ini.

Mengurangi paparan zat berbahaya ini dapat dilakukan dengan menghindari daging olahan yang digoreng atau dibakar hingga gosong. Memasak dengan metode seperti mengukus atau memanggang dengan suhu rendah juga disarankan untuk mengurangi pembentukan zat berbahaya.

4. Gaya hidup tidak sehat berhubungan dengan konsumsi daging olahan

ilustrasi rokok dengan tembakau sintetis (pixabay.com/NoblePrime)

Orang yang sering mengonsumsi daging olahan cenderung memiliki pola hidup kurang sehat, seperti merokok dan kurang makan sayur. Studi observasional menemukan bahwa kombinasi kebiasaan buruk ini berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit kronis.

Menerapkan pola hidup sehat dengan mengurangi konsumsi daging olahan dan lebih sering memilih makanan segar dapat memperbaiki kesehatan secara keseluruhan. Kamu juga bisa mulai dengan hari-hari tanpa daging dan memilih alternatif berbasis nabati.

Mengonsumsi daging olahan secara berlebihan meningkatkan risiko kanker, hipertensi, dan penyakit jantung. Senyawa berbahaya dalam produk ini merusak sel dan berkontribusi pada munculnya berbagai penyakit kronis.

Meskipun konsumsi sesekali masih dianggap aman, lebih baik membatasi asupannya dan fokus pada pola makan yang lebih sehat. Mengganti daging olahan dengan sumber protein segar seperti ayam panggang atau ikan bisa menjadi langkah awal untuk hidup lebih sehat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shafira
EditorShafira
Follow Us