Ilustrasi kotak amal (web/tribun jateng)
Di tanggal 16 Oktober kemarin, katanya grup bandnya kembali menggelar acara di sebuah kafe Jalan Citarum untuk menggiatkan acara musik di Semarang. Genre yang dimainkan beragam. Mulai pop, jazz, rock hingga dangdut.
Semua alumni sekolahnya yang hobi main musik, bisa bergabung di bandnya. Respon teman-temannya cukup antusias untuk bergabung dalam grup bandnya. Sampai-sampai ia bisa punya tiga drummer yang tampil bergiliran.
Dalam acara konser di kafe Jalan Citarum itu, Mahes One Big Band memperoleh anggaran Rp15 juta untuk sekali tampil. Selama acara berlangsung, Hari dan teman-temannya juga mampu mengumpulkan dana amal sebesar Rp11 juta.
"Habis itu kita mikirnya uang donasi amal yang dikumpulkan mau dikemanain. Setelah rembugan, ya akhirnya kita putuskan buat mengirimkan ke Baznas Semarang aja. Ini insiatif dari kita sekalian beramal untuk meringankan beban warga Semarang yang terdampak pandemik COVID-19," bebernya.
Keputusannya untuk mengirim dana amal kepada Baznas semata untuk menunjukan bila para musisi juga bisa membantu para korban pandemik COVID-19.
"Soalnya kita pernah dibantu oleh Baznas sekitar Mei dan Juni dalam bentuk pemberian sembako. Waktu itu sebagai musisi kita sama sekali gak ada kerjaan. Di sela kesibukan jualan masker dan kaos, Baznas ujuk-ujuk ngasih bantuan ke kita, karena dilihat bantuan dari Disbudpar masih kurang. Dari 80 musisi yang dibantu Disbudpar, sisanya ditutup sama bantuan dari Baznas," ujarnya.
"Ya saya ngerasa kita harus bisa merespon balik dong. Maka saya sampaikan ke Baznas kalau musisi bisa juga nih ikut peduli kepada korban pandemik. Kita putuskan transfer uang donasi amalnya ke Baznas. Karena dia sudah percaya sama kita. Jadinya, kita yang harus berbalas yang baik juga. Uang Rp11 juta sebagai bentuk zakat dan amal sebab Baznas sudah sangat peduli kepada musisi," paparnya.