Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
freepik.com

Puasa Syaban merupakan puasa yang dilakukan di bulan Syaban, bulan jelang Ramadan. Mengerjakan puasa Syaban hukumnya sunah.

Puasa di bulan yang menurut orang Jawa disebut bulan Ruwah ini yakni hukumnya sunah dan dianjurkan dikerjakan seebelumnya datangnya Nisfu Syaban atau malam pertengahan bulan Syaban yakni di tanggal 15 Syaban.

1. Kapan malam Nisfu Syaban 2025?

google-islami.co

Kapan malam nisfu Syaban 2025, malam Nisfu Syaban yakni setiap tanggal pertengahan bulan Syaban, atau tepatnya pada tanggal 15 Syaban dan pada tahun ini malam Nisfu Syaban jatuh pada Jumat Kamis malam 13 Februrari 2025 hingga Jumat 14 Februari 2025

Nisfu Syaban artinya merupakan malam pertengahan bulan Syaban. Yakni peringatan pada tanggal 15 bulan kedelapan atau bulan Syaban dari kalender hijriah. Apa saja amalan yang dianjurkan dikerjakan pada malam Nisfu Syaban?

2. Hukum puasa Syaban

tstatic.net

IDN Times melansir dari situs NU Online, hukum sunahnya berpuasa di bulan Syaban di antaranya ditegaskan melalui hadist Rasulullah sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يُفْطِرُ؛ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ. وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ)

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata: "Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berbuka’; beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berpuasa’; aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadan dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Syaban’.” (Muttafaqun ‘Alaih.).

Adapun Rasulullah tidak memuasainya satu bulan penuh agar tidak disalahpahami bahwa hukumnya adalah wajib.

3. Diharamkan mengerjakan puasa Syaban setelah pertengahan bulan

wajidisayadi.com

Nah kenapa Rasululullah menganjurkan berpuasa Syaban yakni dilakukan separuh awal bulan Syaban, hadits Rasulullah yang mengharamkan puasa pada separuh kedua bulan Syaban, yaitu: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا اِنْتَصَفَ شَعْبَانَ فَلَا تَصُومُوا. (رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ)

Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Rasullah saw bersabda: ‘Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa’.” (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Berdasarkan hadits ini maka puasa Syaban haram dilakukan bila dimulai pada tanggal 16. Puasa Syaban hendaknya dikerjakan sebelum datangnya Nisfu Syaban yakni sejak tanggal 1 atau paling maksimal tanggal 15.

Bila sampai tanggal 15 belum berpuasa, maka haram berpuasa pada tanggal 16 sampai akhir Sya’ban sesuai petunjuk hadits tersebut.

4. Pengecualian keharaman puasa setelah pertengahan bulan Syaban

puasa

Namun ada tiga pengecualian puasa separuh kedua bulan Syaban haram dikerjakan yakni bagi mereka yang mengerjakan puasa yang ​disambung dengan puasa pada hari-hari sebelumnya. Yakni orang yang berpuasa pada tanggal 15 Syaban kemudian terus berpuasa pada hari-hari berikutnya.

Pengecualian kedua, orang yang mengerjakan puasa Senin Kamis atau orang yang berpuasa Dawud, meskipun telah melewati separuh Syaban ia tetap tidak haram berpuasa sesuai kebiasaannya.

Pengecualian lain yakni orang yang mengerjakan puasa nazar atau puasa qadha’, meskipun qadha dari puasa sunnah. Bila demikian maka tidak haram. (Zainuddin bin Abdil Aziz al-Malibari, Fathul Mu’în pada I’ânatut Thâlibîn, [Beirut, Dârul Fikr], juz II, h. 273-274).

5. Tata Cara Puasa Syaban, lafal niat puasa bulan Syaban

muslimobsession.com

Puasa Syaban dapat dikerjakan yakni sebagai berikut:

Pertama yaitu melafalkan niat puasa Syaban di hati. Selain niat di dalam hati juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan.

Sebagaimana puasa sunnah lainnya, niat puasa Syaban dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.

Niat puasa Nisfu Syaban yakni نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitu shauma sya’bâna lilâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’âlâ.

Kedua mengerjakan makan sahur yang lebih utama dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.

Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.

Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.

Kelima, segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib. (Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi, [Semarang, Thoha Putra], juz I, h. 292-294).

Editorial Team