Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aris Septianto (kanan) warga di Kecamatan Sumpiuh, ubah sampah plastik menjadi wayang plastik bernilai tinggi, Jumat (25/4/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Intinya sih...

  • Aris Septianto mengubah botol plastik menjadi karya seni wayang yang bernilai tinggi
  • Proses pembuatan wayang dari botol plastik memerlukan ketelitian dan waktu yang cukup lama
  • Karya Aris tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga nilai ekonomi dan pesan lingkungan serta budaya

Banyumas, IDN Times – Berawal dari kepedulian terhadap lingkungan sekitar, seorang pria di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berhasil menyulap sampah plastik menjadi karya seni yang unik dan bernilai tinggi.

Dialah Aris Septianto, warga Desa Bogangin, Kecamatan Sumpiuh saat ditemui di kediamannya yang kreatif membuat wayang dari limbah botol plastik bekas yang ia kumpulkan sendiri dari jalanan.

"Awalnya saya prihatin melihat banyak sampah plastik berserakan. Akhirnya saya berpikir bagaimana kalau ini bisa dimanfaatkan jadi karya seni,"ungkap Aris kepada IDN Times, Jumat (25/4/2025).

1. Proses tak mudah dan penuh Ketekunan

Aris saat membuat pola diatas sampah plastik yang telah diolah sebelumnya untuk menciptakan wayang plastik, Jumat (25/4/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Bagi Aris, botol plastik yang berserakan di jalan bukan sekadar sampah. Di tangannya, benda-benda itu justru menjadi media seni yang mampu menyampaikan pesan budaya dan sekaligus kampanye lingkungan.

Membuat wayang dari botol plastik bukan perkara gampang. Prosesnya cukup panjang dan memerlukan ketelitian tinggi. Selain itu harus bisa menentukan seberapa banyak kebutuhan botol untuk satu wayang.

"Untuk satu wayang kecil bisa habiskan 6 sampai 8 botol, sedangkan wayang besar bisa sampai 60 botol. Jadi memang prosesnya cukup memakan waktu dan bahan," jelas Aris.

2. Dari botol bekas layak pakai

Botol plastik bekas yang digunakan Aris Septianto dalam membuat karya seni wayang plastik, Jumat (25/4/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Pertama, Aris harus mengumpulkan botol-botol bekas yang masih layak pakai. Botol-botol tersebut kemudian dibersihkan dari kotoran dan label, lalu dipanaskan di atas kompor agar permukaannya rata dan lentur.

Setelah itu, barulah Aris mulai membuat pola gambar wayang yang diinginkan di atas lembaran plastik yang telah dilelehkan. "Seperti membuat baju, kami juga harus membuat pola terlebih dahulu,"katanya.

Aris menegaskan, proses pengukiran menjadi tahap paling rumit, di mana ia menggunakan solder listrik untuk menggambar detail-detail rumit khas wayang kulit, seperti motif pakaian, wajah, dan ornamen lainnya.

3. Bernilai seni dan ekonomi

Selain menjadi karya seni yang indah, membuat wayang dari limbah plastik juga bisa mendatangkan keuntungan.(IDN Times/Foto : ilustrasi)

Karya wayang dari botol plastik ini bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki nilai ekonomi. Aris memasarkan karyanya secara daring maupun dari mulut ke mulut.

"untuk harga wayang kreasinya berkisar antara Rp30 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan saat pembuatan,"terang Aris.

Wayang-wayang buatan Aris digunakan4. untuk pameran seni, edukasi lingkungan di sekolah, hingga dekorasi ruangan yang bernuansa etnik. Ia pun sering diundang untuk mengisi workshop kreatif dalam kegiatan komunitas peduli lingkungan.

4. Pelestarian lingkungan dan budaya

Pesan pelestarian lingkungan dari bermanfaatnya botol plastik menjadi karya seni wayang yang merupakan warisan budaya bangsa.(IDN Times/Foto : Ilustrasi)

Bagi Aris, karyanya bukan hanya soal seni atau penghasilan, namun ada pesan besar yang ingin ia sampaikan bahwa budaya dan lingkungan bisa berjalan berdampingan.

Menurutnya, dengan memadukan seni tradisional dan kesadaran lingkungan, ia berharap masyarakat, khususnya generasi muda, semakin peduli terhadap masalah sampah plastik sekaligus mencintai warisan budaya bangsa.

"Kalau kita bisa menciptakan sesuatu dari sampah, kenapa harus membiarkan lingkungan kita rusak?" pungkasnya.

Editorial Team