Ilustrasi perajin peti mati COVID-19 saat mengerjakan pesanan dari rumah sakit (IDN Times/Fariz Fardianto)
Ia menceritakan tiap hari mengerjakan peti mati sekitar 4-6 buah. Saking banyaknya orderan, dalam sepekan bisa mengantarkan peti mati hingga belasan kali.
Emi yang merintis bisnis peti mati bersama suami tercintanya sejak 2008 silam, otomatis mendapat berkah selama masa pandemik. "Kalau pas dua bulan terakhir, banyak banget pesanannya. Tapi pas masuk bulan September ini mulai landai. Kita baru dapat dua orderan," ungkapnya.
Di tokonya, harga sebuah peti mati COVID-19 dibanderol Rp1-Rp3 juta. Namun, jika ditambahi pernak-pernik ukiran kayu, maka harganya jauh lebih mahal.
"Itu sih tergantung permintaan rumah sakit. Termasuk kalau ada yang pesan peti mati COVID-19 dengan ukuran jumbo. Biasanya ukuran jenazahnya yang besar. Itu harga petinya bisa sampai Rp10 juta," bebernya.