Pada tiap jengkal relief yang ada di Masjid Sekayu terpampang nyata sosok Sunan Kalijaga. Digambarkan bersorban lengkap dengan jubah khasnya, diceritakan semula salah satu figur Walisongo itu mencari bahan baku kayu untuk kemudian dibawa menuju Semarang.
Uniknya bongkahan kayu berukuran besar sengaja dialirkan oleh Sunan Kalijaga di sepanjang Kali Semarang. Dari Kali Semarang lalu mengalir sampai ke muara Teluk Semarang yang sekarang menjadi sebuah pelabuhan.
Kayu yang dibawa oleh Sunan Kalijaga melewati arus sungai ini kelak dipakai untuk membangun Masjid Agung Demak. Lambat laun Sunan Kalijaga juga digambarkan bahwa suatu ketika memilih singgah di tepi Kali Semarang.
Rombongan Sunan Kalijaga beberapa kali membuat bedeng sebagai tempat istirahat. Tak jarang bedeng itu dipakai juga untuk lokasi salat lima waktu.
"Wilayah Sekayu dulu masih hutan belantara. Lalu Sunan Kalijaga pernah singgah ke Sekayu untuk menunaikan salat lima waktu. Di sini dibuatlah bedeng-bedeng kecil. Sekayu waktu zamannya Sunan Kalijaga dinamai Perkayuan karena saking banyaknya bongkahan kayu yang dialirkan ke sungai yang melewati wilayah ini," ujar Ari Purbono yang dipercaya menjadi Ketua Kampung Tematik Kampung Sekayu.