Bubur suro adalah salah satu sajian tradisional yang kental dengan nuansa budaya dan spiritual. Di berbagai daerah di Indonesia, bubur suro biasanya disajikan saat menyambut Tahun Baru Islam (1 Muharram) sebagai simbol doa dan harapan akan keselamatan, kesehatan, serta keberkahan.
Salah satu versi yang unik dan kaya makna adalah bubur suro khas Semarang yang memiliki ciri khas tersendiri dalam rasa dan penyajiannya.
Berbeda dari bubur putih biasa, bubur suro khas Semarang biasanya disajikan dengan pelengkap seperti telur puyuh, bawang goreng, kerupuk, dan irisan daun seledri dan irisan daun bawang.
Rasanya gurih karena dimasak dengan santan, dan aroma rempahnya begitu khas. Selain lezat, hidangan ini juga sarat makna simbolik, karena setiap bahan pelengkapnya memiliki filosofi tersendiri. Yuk, simak cara pembuatannya berikut ini agar kamu bisa menyajikan tradisi penuh cita rasa ini di rumah.