Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Swedish Death Cleaning, Seni Memaknai Hidup Jelang Perpisahan

ilustrasi foto penuh kenangan (pexels.com/Miray Bostancı)

Pernah dengar istilah Swedish Death Cleaning? Meski terdengar agak seram, konsep ini sebenarnya jauh dari menakutkan. Bahkan, buat banyak orang, praktik ini justru terasa melegakan.

Swedish Death Cleaning, atau dalam bahasa aslinya dostadning, adalah seni merapikan hidup secara sadar seiring bertambahnya usia—bukan untuk estetik semata, tapi untuk mempersiapkan warisan emosional dan praktis bagi orang-orang tercinta setelah kita tiada. Berikut informasi selengkapnya.

1. Apa itu Swedish Death Cleaning?

Swedish Death Cleaning lebih dari sekadar beres-beres (pexels.com/RDNE Stock project)

Swedish Death Cleaning berasal dari Swedia, dan dipopulerkan oleh penulis Margareta Magnusson lewat bukunya The Gentle Art of Swedish Death Cleaning (2017). Istilah ini menggabungkan kata do (kematian) dan stadning (bersih-bersih), yang secara harfiah berarti bersih-bersih menjelang kematian.

Tapi jangan salah sangka, ini bukan ajakan untuk paranoid soal kematian. Justru sebaliknya—konsep ini mengajak kita berdamai dengan hidup dan mati, dengan cara menyederhanakan apa yang kita miliki.

Tujuannya? Supaya setelah kita pergi, orang-orang terdekat tidak terbebani oleh tumpukan barang yang tak mereka mengerti nilainya.

2. Lebih dari sekadar beres-beres

ilustrasi foto penuh kenangan (pexels.com/Miray Bostancı)

Kalau kamu familiar dengan metode Marie Kondo yang fokus pada 'spark joy', Swedish Death Cleaning sedikit berbeda.

Fokusnya bukan pada kebahagiaan pribadi, tapi pada tanggung jawab sosial dan emosional. Ini tentang memikirkan orang lain—anak, pasangan, saudara—yang suatu hari harus menghadapi peninggalan kita.

Di sini, kita diajak menyortir barang satu per satu: mana yang perlu disimpan, mana yang bisa dibuang, didonasikan, atau diwariskan.

Kadang, ini berarti membuka kotak kenangan lama, menghadapi surat cinta usang, atau bahkan koleksi antik yang sudah lama tidak disentuh. Prosesnya bisa emosional, tapi juga penuh refleksi.

3. Kapan waktu yang tepat untuk memulainya?

ilustrasi Swedish Death Cleaning bisa dilakukan kapan saja (pexels.com/RDNE Stock project)

Idealnya, praktik ini dimulai saat memasuki usia 50-an. Tapi sebenarnya tidak ada aturan baku. Siapa pun, di usia berapa pun, bisa memulainya.

Bahkan, Swedish Death Cleaning bisa jadi gaya hidup minimalis yang menyegarkan—terutama di era di mana kita terus-menerus terdorong untuk menumpuk barang.

Lagipula, siapa sih yang tidak ingin rumahnya terasa lebih lega, rapi, dan hanya berisi hal-hal yang benar-benar penting?

4. Bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri

ilustrasi melakukan Swedish Death Cleaning (pexels.com/SHVETS production)

Swedish Death Cleaning bukan cuma soal merapikan lemari atau gudang, tapi juga membersihkan 'ruang batin'.

Proses ini sering membuat orang merasa lebih ringan, lebih tenang, dan lebih siap menghadapi hidup, termasuk kematian itu sendiri.

Yang paling penting: kamu meninggalkan sesuatu yang lebih tertata bagi keluarga. Mereka tidak perlu kebingungan memilah barang-barang pribadi, atau bertanya-tanya, “Apakah ini penting? Apakah ini harus disimpan?” Kamu sudah membuat keputusan itu untuk mereka dengan penuh kasih.

5. Bagaimana cara memulainya?

ilustrasi wanita menyortir barang-barang (pexels.com/Ron Lach)

Untuk memulai Swedish Death Cleaning, Magnusson menyarankan untuk memulai dengan barang-barang yang paling mudah secara emosional, seperti pakaian atau peralatan rumah tangga.

Setelah itu, beralihlah ke benda-benda yang lebih sentimental seperti foto dan surat. Barang yang tidak lagi relevan bisa disumbangkan, diberikan ke orang terdekat, atau dibuang dengan bijak.

Gunakan sistem pelabelan, misalnya label merah untuk menandai barang yang akan dibuang atau disumbangkan, dan hijau untuk barang yang ingin disimpan. Libatkan keluarga atau orang kepercayaan jika perlu, terutama untuk barang-barang yang mungkin mereka inginkan sebagai kenang-kenangan.

Terakhir, pertimbangkan untuk membuat daftar atau catatan kecil tentang barang-barang penting atau pribadi, agar orang lain tahu konteks dan nilainya kelak. 

Kalau kamu merasa hidupmu mulai terlalu penuh, atau kamu ingin memberikan 'warisan damai' untuk orang-orang tercinta, Swedish Death Cleaning bisa jadi awal yang baik.

Mulailah dari satu kotak, satu lemari, satu sudut ruangan. Tak perlu terburu-buru. Karena pada akhirnya, ini bukan soal mati, ini soal hidup yang lebih ringan, lebih sadar, dan lebih bermakna. Setuju?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us