Teman Surga, Oase Literasi Islami di Tengah Kegersangan Spiritualitas

Cilacap, IDN Times - Di tengah hingar-bingar media sosial, tren konsumtif, dan pergeseran nilai di kalangan remaja, sebuah komunitas hadir sebagai penyejuk jiwa sekaligus ruang tumbuh yang inklusif yakni komunitas Teman Surga.
Penanggungjawab Teman Surga Sidareja, Siti Rofiyah, komunitasnya berdiri sejak 2017, komunitas ini bukan sekadar forum kajian keislaman biasa. Ia menjelma menjadi wadah literasi muslimah yang membidik peran strategis generasi muda dalam membangun peradaban Islam.
"Komunitas literasi muslimah yang mewadahi remaja untuk menciptakan peran peradaban generasi Islam, Teman Surga memadukan ilmu, kreativitas, dan aksi sosial dalam satu paket kegiatan yang menarik hati Gen Z tanpa menggurui,"katanya, Selasa (27/5/2025).
1. . KERTAS, lebih dari sekadar kajian

Disebutkan bahwa kajian rutin teman surga atau disingkat KERTAS bukan sembarang kajian. Forum ini dikemas dalam gaya diskusi santai, relevan, dan membumi.
Tema-tema yang diangkat seperti mental illness and senioritas, choose your idol, hingga kupas tuntas kasus rudapaksa di kalangan remaja yang menunjukkan keberanian komunitas ini dalam menyentuh persoalan persoalan aktual di kalangan remaja.
Tidak hanya mendengar, para peserta juga didorong untuk berbicara, berdiskusi, dan menemukan solusi. Disinilah Teman Surga berbeda, menghidupkan semangat berpikir kritis melalui obrolan yang ringan tapi sarat makna.
2. Dari clay hingga lukisan Baitul Maqdis

Akhir pekan bagi anggota Teman Surga bukan waktu bermalas-malasan. Komunitas ini justru mengajak remaja mengisi waktu libur dengan aktivitas produktif dan kreatif.
Mulai dari membuat keychain macrame, meronce manik-manik, hingga melukis tema Baitul Maqdis sebagai bentuk empati terhadap krisis kemanusiaan di negeri Syam.
Tak hanya menyalurkan kreativitas, kegiatan ini juga mengasah sensitivitas sosial dan rasa empati yang kian langka di era digital.
3. Kajol, menjangkau semesta digital

Di era yang serba daring, Teman Surga juga tidak ingin tertinggal. Kajian Online (Kajol) menjadi medium berbagi ilmu yang dapat diakses siapa saja, kapan saja.
Dipandu oleh pemateri kredibel seperti alumni Universitas Al Azhar Kairo, aktivis dakwah, dan motivator anak, Kajol menjelma sebagai sarana dakwah digital yang edukatif dan inspiratif.
Dengan kolaborasi bersama pondok pesantren, komunitas baca, hingga lembaga pendidikan, Teman Surga membentangkan sayap dakwahnya lebih luas, menjangkau mereka yang haus ilmu dan ingin kembali menemukan makna hidup.
4. Ngopi alias ngolah pikiran versi Teman Surga

Alih-alih nongkrong kosong, komunitas ini mempopulerkan konsep Ngopi versi mereka ngolah pikiran. Inilah bentuk perlawanan terhadap stagnasi berpikir yang kerap menjangkiti generasi muda. Di balik obrolan santai, ada upaya serius membangun fondasi intelektual dan spiritual remaja.
Dalam bincang bincang dengan beberapa anggota dan teman surga, banyak yang menyebut Teman Surga sebagai titik balik kehidupan mereka. Dari yang awalnya apatis, menjadi lebih peduli, dari yang minder, tumbuh percaya diri, yang bingung arah hidup, kini lebih berdaya.
Melalui pendekatan kekinian dan strategi dakwah yang segar, komunitas ini perlahan tapi pasti menyalakan kembali api semangat belajar dan berpikir kritis di kalangan remaja.
Bukan sekadar teman diskusi, bukan pula tempat melarikan diri dari hiruk pikuk dunia. Teman Surga adalah ruang aman bagi remaja untuk bertumbuh, berkarya, dan berkontribusi. "Mungkin inilah makna sejati dari teman menuju surga, bersama-sama menapaki jalan cahaya, meski dunia seringkali mengajak ke arah sebaliknya,"pungkas Hoki.