Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, aktivitas berbelanja sering kali menjadi pelarian sementara untuk meredakan stres atau mengalihkan perhatian dari masalah pribadi. Fenomena ini dikenal dengan istilah retail therapy, yakni kebiasaan membeli barang sebagai bentuk pelampiasan emosi negatif. Meskipun terlihat tidak berbahaya, kebiasaan ini dapat berujung pada ketergantungan yang merugikan, terutama dari sisi finansial dan psikologis.
Berbelanja semestinya menjadi kegiatan yang direncanakan dan didasari oleh kebutuhan, bukan sekadar dorongan sesaat. Dalam jangka panjang, kebiasaan tersebut mampu menciptakan pola konsumsi impulsif dan membentuk ilusi kebahagiaan yang semu. Akibatnya, bukan ketenangan yang diperoleh, melainkan kekosongan emosional dan beban ekonomi yang semakin menumpuk.
Untuk menghindari godaan konsumtif tak berkesudahan, yuk simak ketujuh langkah bijak untuk menghindari retail therapy di bawah ini. Check it out!