Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

11 Tanda Kalau Kamu Sudah Gak Dihargai Lagi oleh Pasangan

ilustrasi pasangan berselisih (pexels.com/Alex Green)
Intinya sih...
  • Batasan pribadi sering dilanggar
  • Kebohongan dan manipulasi emosional terjadi
  • Kata-kata kasar dan kontrol privasi muncul

Hubungan yang sehat gak cuma butuh cinta dan tertawa bersama. Meskipun kencan romantis, obrolan lucu, atau perhatian kecil bisa bikin hati senang, satu hal yang gak boleh absen dalam hubungan jangka panjang adalah rasa saling menghargai.

Ketika rasa hormat hadir dalam hubungan, kamu akan merasa dihargai, didengar, dan aman. Tapi kalau yang terjadi justru sebaliknya, hubungan bisa berubah jadi penuh kecurigaan, konflik, bahkan rasa kecewa yang menumpuk. Dan sering kali, semua itu bermula dari hal-hal kecil yang dianggap sepele.

Berikut ini beberapa tanda yang bisa jadi sinyal bahwa pasanganmu mulai gak menghargai keberadaanmu dalam hubungan:

1. Batasan yang kamu buat terus dilanggar

ilustrasi pasangan meminta maaf (pexels.com/RDNE Stock project)

Setiap orang punya batas kenyamanan, dan itu wajib dihormati dalam hubungan. Tapi kalau pasanganmu justru sering melanggar—baik secara emosional, fisik, maupun pribadi—itu bisa jadi tanda dia gak benar-benar menghargai kamu.

2. Kebohongan jadi hal biasa

ilustrasi pasangan meminta maaf (pexels.com/Vera Arsic)

Kebohongan sekecil apa pun bisa jadi racun yang tumbuh dalam hubungan. Kalau pasanganmu mulai sering nutup-nutupin sesuatu, berbohong soal hal penting, atau menyembunyikan sesuatu dari kamu, itu bisa nunjukkin bahwa dia lebih memikirkan dirinya sendiri dibanding kepercayaan dan perasaanmu.

Jujur memang gak selalu nyaman, tapi pasangan yang menghargaimu akan memilih kejujuran meskipun sulit—bukan malah sembunyi di balik alasan atau kebohongan putih.

3. Dia lebih suka diam daripada menyelesaikan masalah

ilustrasi pasangan berselisih (pexels.com/Timur Weber)

Wajar kalau seseorang butuh waktu untuk menenangkan diri setelah bertengkar. Tapi kalau setiap kali ada masalah dia malah ngambek, ngeluh di media sosial, menghindar, dan gak mau diajak bicara, itu bisa jadi bentuk manipulasi emosional.

Silent treatment atau sikap diam seribu bahasa bisa bikin kamu merasa bingung, bersalah, bahkan mempertanyakan dirimu sendiri. Ini bukan bentuk dewasa dalam menyelesaikan masalah—ini salah satu bentuk kontrol yang bisa sangat menyakitkan.

4. Insekuritasmu dijadikan senjata

ilustrasi pasangan berselisih (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Pasangan ideal adalah orang yang bisa jadi tempat aman buat kamu terbuka, termasuk soal hal-hal yang bikin kamu insecure. Tapi kalau pasangan justru menggunakan kelemahanmu buat menyakitimu—entah dalam bentuk sindiran, ledekan, atau ejekan saat bertengkar—itu jelas gak bisa ditoleransi.

Kalau hal ini terus terjadi dan dia gak pernah merasa perlu minta maaf, hubungan itu patut dipertanyakan.

5. Kata-katanya sering menyakitkan

ilustrasi pasangan berselisih (pexels.com/Timur Weber)

Pertengkaran bisa jadi hal wajar dalam hubungan, tapi tetap harus ada batasannya. Kalau pasanganmu mulai melontarkan kata-kata kasar, menghina, atau bahkan meneriaki kamu saat emosi, itu udah masuk ke ranah kekerasan verbal.

Kadang bentuknya juga gak langsung kasar, tapi disamarkan lewat “candaan” yang menyakitkan. Misalnya, dia bercanda soal hal yang kamu anggap serius, lalu menyuruh kamu "gak baper." Itu tetap bentuk ketidakhormatan terhadap perasaanmu.

6. Kamu sering disela saat bicara

ilustrasi pasangan berselisih (unsplash.com/Vitaly Gariev)

Apakah dia sering menyela obrolanmu, gak ngasih kesempatan kamu menyampaikan pendapat, menjelaskan atau malah langsung menyimpulkan apa yang kamu maksud? Kalau iya, itu tanda dia gak benar-benar menghargai apa yang kamu pikirkan atau rasakan.

Komunikasi dua arah yang sehat artinya saling mendengarkan, bukan saling mendominasi. Kalau cuma dia yang boleh bicara, sementara kamu cuma diminta dengar, itu bukan hubungan yang setara.

7. Waktumu gak dihargai

ilustrasi pasangan berselisih (pexels.com/Timur Weber)

Kamu selalu yang harus menyesuaikan jadwal, nunda rencana, atau ngalah soal impian dan keinginanmu? Ini bisa jadi tanda bahwa pasanganmu cuma peduli pada dirinya sendiri.

Pasangan yang menghargaimu akan peduli pada apa yang penting buat kamu juga. Dia gak akan selalu menempatkan dirinya di prioritas pertama dan menganggap kamu harus ikut saja.

8. Kebiasaannya mengganggu tapi dia gak mau berubah

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Dalam hubungan, beda kebiasaan itu wajar. Tapi kalau kebiasaan dia sampai mengganggu kenyamananmu dan dia tetap gak mau berubah, itu bisa menunjukkan bahwa dia gak peduli dengan keseimbangan dan kenyamanan kalian bersama.

9. Privasimu selalu dilanggar

ilustrasi pasangan https://www.pexels.com/@anthonyshkraba-production/

Punya hubungan gak berarti kamu harus kehilangan ruang pribadi. Tapi kalau pasanganmu mulai posesif, selalu ingin tahu kamu sedang apa, di mana, dan sama siapa—bahkan sampai buka ponsel atau barang pribadimu tanpa izin—itu udah termasuk bentuk kontrol.

Rasa cinta bukan alasan untuk mengabaikan privasi seseorang. Justru pasangan yang sehat akan percaya dan kasih kamu ruang buat jadi diri sendiri.

10. Keputusan besar sering diambil tanpa diskusi

ilustrasi pasangan bertengkar di tempat umum (pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam hubungan yang setara, keputusan penting harus dibicarakan berdua. Tapi kalau dia sering ambil keputusan besar—kayak beli barang mahal, undang orang tinggal di rumah, atau atur jadwal besar tanpa ngomong dulu sama kamu—itu tanda dia gak menganggap pendapatmu penting.

Hal ini bisa bikin kamu merasa diabaikan dan gak dianggap sebagai bagian dari tim.

11. Dia menentukan apa yang harus kamu rasakan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Pernah merasa sedih karena sesuatu yang dia lakukan, tapi dia malah bilang, “Aku cuma bercanda kok, harusnya kamu ketawa”? Ini salah satu bentuk tidak menghargai perasaanmu.

Pasangan yang baik gak akan ngatur bagaimana kamu harus merasa. Justru dia akan mendengarkan, menerima, dan menghormati apa yang kamu rasakan tanpa menghakimi.

Kalau kamu merasa tanda-tanda di atas mulai muncul dalam hubunganmu, ini saatnya kamu refleksi. Apakah pasanganmu terbuka buat berubah? Apakah kamu merasa aman dan dihargai?

Kalau masih ada niat baik dari kedua belah pihak, gak ada salahnya bicara jujur atau bahkan konsultasi ke terapis pasangan. Tapi kalau dia gak mau berubah atau terus mengulang perilaku yang menyakitkan, mungkin itu sinyal buat kamu move on dan pilih kebahagiaanmu sendiri.

Cinta yang kuat gak cukup cuma dengan rasa sayang—harus ada juga saling menghargai dan menghormati. Tanpa itu, hubungan bisa terasa berat dan bikin kamu terluka perlahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us