4 Cara Hadapi Pasangan yang Silent Treatment, Netralkan Emosi!

Intinya sih...
Jangan langsung bereaksi dengan marah saat diperlakukan dingin, tarik napas dan kendalikan emosi dengan tenang.
Fokus pada perasaan sendiri, jangan berharap mengubah pasangan yang memilih diam, tanyakan pada diri sendiri kenapa merasa kesal.
Komunikasikan perasaan saat suasana sudah tenang, hindari menyalahkan dan buka percakapan dengan kata-kata empatik.
Pernah gak sih kamu diperlakukan seolah-olah gak ada? Udah ngajak ngomong, tapi dia cuek. Kamu nanya, dijawab dingin. Kamu cerita, dia malah ngeloyor pergi. Yup, itulah salah satu bentuk silent treatment. Cara ini sering banget dipakai pasangan buat "menghukum" kamu secara emosional. Tapi yang jadi masalah, perlakuan kayak gini justru bikin emosi makin naik, karena ngerasa diabaikan dan gak dianggap.
Buat sebagian orang, silent treatment jauh lebih menyiksa daripada bertengkar secara langsung. Rasanya kayak dihukum padahal gak tahu salah apa. Kalau terus dibiarkan, hubungan bisa jadi makin dingin dan gak sehat. Nah, daripada kamu ikut kebawa emosi dan akhirnya meledak, mending pelajari dulu cara-cara yang lebih sehat buat menghadapi silent treatment ini. Yuk, simak poin-poinnya!
1. Jangan langsung bereaksi dengan marah
Saat diperlakukan dengan dingin, wajar banget kalau kamu ingin langsung nyerocos atau marah. Tapi hati-hati, reaksi marah justru bisa bikin situasi makin keruh. Silent treatment itu sering jadi cara pasif-agresif buat mengontrol atau menghindari konflik. Jadi kalau kamu terpancing emosi, itu artinya kamu masuk ke dalam ‘jebakan’ yang dia buat.
Lebih baik tarik napas dulu, kasih jeda buat dirimu sendiri. Ingat, kamu gak harus langsung merespons segala bentuk perlakuan dengan ledakan emosi. Kadang, diam juga bisa jadi bentuk kekuatan, asal kamu sadar bahwa diam kamu bukan karena kalah, tapi karena kamu memilih buat tetap waras. Dengan kamu tetap tenang, kamu justru bikin dia mikir dua kali tentang sikapnya. Dan dari situ, kamu bisa kendalikan situasi dengan lebih bijak.
2. Fokus pada perasaan sendiri, bukan mencoba mengubah dia
Salah satu kesalahan terbesar waktu menghadapi silent treatment adalah berharap dia langsung berubah. Padahal, orang yang memilih diam biasanya punya alasan tersendiri dan gak akan berubah cuma karena kamu minta. Jadi, alih-alih fokus ke dia, lebih baik fokus ke perasaan kamu sendiri dulu.
Coba tanya ke diri sendiri: kenapa kamu merasa kesal? Apa kamu merasa ditolak, gak dianggap, atau bingung? Dengan menyadari emosi sendiri, kamu bisa lebih jernih buat ambil keputusan. Jangan sampai kamu terlalu sibuk memperhatikan dia, sampai lupa merawat perasaanmu sendiri. Ingat, kamu gak bisa kontrol orang lain, tapi kamu bisa kontrol cara kamu bereaksi. Dan itu jauh lebih penting dalam menjaga mental kamu tetap sehat.
3. Komunikasikan perasaan saat suasana sudah adem
Silent treatment sering bikin suasana jadi tegang dan aneh. Tapi setelah beberapa waktu berlalu dan situasi mulai lebih tenang, coba cari momen buat ngobrol dari hati ke hati. Tapi ingat ya, tujuannya bukan buat menyalahkan, tapi buat saling memahami. Hindari kata-kata kayak "kamu tuh selalu..." atau "kamu bikin aku stres", karena itu cuma bikin dia makin defensif.
Mulailah dengan kalimat "aku merasa..." supaya percakapan lebih empatik. Misalnya, "Aku merasa sedih waktu kamu gak ngomong apa-apa selama dua hari, karena aku bingung harus gimana." Dengan begitu, dia lebih mungkin mendengar tanpa merasa diserang. Kalau komunikasi dibuka dengan nada yang tenang, kesempatan untuk dapat solusi juga lebih besar. Dan hubungan kalian pun bisa balik harmonis lagi, tanpa harus lewat drama diam-diaman terus.
4. Tetap jaga batasan diri, jangan biarkan diri terus disakiti
Kalau silent treatment terus-menerus jadi pola yang dia lakukan, kamu perlu mulai berpikir lebih jauh. Apakah ini cuma kebiasaan sesekali, atau bentuk manipulasi emosional yang terus berulang? Kalau udah masuk ke ranah manipulatif, kamu berhak buat pasang batasan. Gak semua sikap bisa ditoleransi terus-terusan, apalagi kalau udah nyakitin mental kamu.
Kamu bisa bilang dengan tegas (tapi tetap tenang), bahwa kamu gak nyaman kalau diperlakukan seperti itu, dan kamu berharap bisa ngobrol kalau ada masalah. Kalau dia tetap gak mau berubah dan terus memperlakukan kamu dengan cara yang menyakiti, mungkin ini saatnya kamu pertimbangkan apakah hubungan itu sehat buat kamu. Menjaga kesehatan mentalmu itu penting. Kamu juga berhak bahagia dan dihargai, bukan cuma jadi korban dari cara komunikasi yang dingin dan menyakitkan.
Menghadapi silent treatment memang gak gampang. Tapi kamu bisa pilih cara yang lebih sehat dan dewasa dalam menyikapinya. Daripada langsung kebawa emosi atau berusaha keras "meluluhkan" dia, lebih baik rawat dulu perasaan kamu sendiri dan bangun komunikasi di waktu yang tepat. Ingat, kamu juga punya hak buat didengar dan dihargai.
Dan kalau pada akhirnya kamu harus pasang batasan atau bahkan pergi dari hubungan yang toxic, itu bukan berarti kamu lemah. Justru itu bukti bahwa kamu berani memilih untuk sehat secara emosional. Semoga kamu selalu dikelilingi oleh orang-orang yang bisa diajak ngobrol baik-baik, bukan yang hobi ngambek diem-dieman tanpa ujung. Kamu pantas buat dicintai, bukan diabaikan.