Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tes psikologi pasangan (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi tes psikologi pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Intinya sih...

  • Tes psikologi membantu mengungkap cara pasangan merespon emosi, menghadapi stres, dan menyikapi perbedaan untuk menciptakan hubungan yang lebih sehat.

  • Konseling pranikah membangun fondasi kejujuran, keterbukaan, dan kepuasan emosional untuk menjalani hidup bersama dengan lebih ringan.

  • Pasangan yang mengikuti tes psikologi memiliki risiko perceraian 30% lebih rendah karena persiapan mental dan emosional yang berpengaruh pada kelangsungan rumah tangga.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menikah memang penuh dengan euforia. Sering kali sibuk memikirkan dekorasi, gaun, dan pesta pernikahan, tapi jarang sekali berhenti sejenak untuk memikirkan hal yang lebih penting, kesiapan mental dan emosional.

Tes psikologi pranikah mungkin terdengar kaku atau berlebihan, tapi sebenarnya ini bisa jadi salah satu langkah paling bijak sebelum melangkah ke pelaminan. Dengan tes ini, kamu dan pasangan bisa lebih mengenal cara berpikir, kebiasaan, dan bagaimana menghadapi konflik. Hal sederhana ini sering jadi pembeda antara hubungan yang bertahan lama dan hubungan yang penuh masalah. Yuk simak!

1. Mengenali pola komunikasi yang tersembunyi

ilustrasi deep talk (unsplash.com/Priscilla Du Preez 🇨🇦)

Sering kali kita merasa sudah tahu betul pasangan kita, padahal ada banyak pola komunikasi yang tersembunyi di balik kebiasaan sehari-hari. Tes psikologi bisa membantu membuka tabir ini, mulai dari cara pasangan merespon emosi, menghadapi stres, hingga bagaimana mereka menyikapi perbedaan. Dari sini, kamu bisa melihat apakah pasangan cenderung menghindar, mudah marah, atau justru diam ketika menghadapi masalah. Mengetahui hal ini lebih awal bisa membuat hubungan lebih sehat, karena kalian belajar cara menghadapi perbedaan dengan kepala dingin.

Pendidikan pranikah dapat membantu pasangan mengenali masalah komunikasi sejak dini, sehingga mereka punya waktu untuk memperbaikinya sebelum jadi konflik besar. Misalnya, ada pasangan yang merasa hening itu menyakitkan, sedangkan yang lain menganggap diam adalah cara untuk menenangkan diri. Kalau tidak disadari sejak awal, hal sepele ini bisa memicu pertengkaran. Tapi dengan saling tahu, kalian bisa mencari cara tengah, seperti memberi waktu jeda tapi tetap menunjukkan perhatian, agar komunikasi berjalan lebih harmonis.

2. Membuat hubungan lebih puas dan harmonis

ilustrasi kehidupan pernikahan (pexels.com/Artem Podrez)

Menjalani tes bersama bisa membangun fondasi kejujuran dan keterbukaan. Hasilnya, pernikahan dimulai dari rasa percaya dan saling memahami. Pasangan yang mengikuti konseling pranikah merasa lebih puas, lebih dekat secara emosional, dan lebih sejalan dalam menjalani hidup bersama dibanding mereka yang tidak melakukannya. Ini bukan soal membuat hubungan jadi sempurna, tapi bagaimana menciptakan pola yang sehat sejak awal.

Hal kecil seperti belajar mendengarkan dengan empati, mengganti kata-kata defensif dengan ungkapan dukungan, atau sekadar bertanya “apa yang bisa aku bantu?” ternyata punya efek besar. Saat kebiasaan positif ini ditanam sejak awal, hubungan jadi lebih ringan untuk dijalani. Kepuasan dalam pernikahan tidak selalu berarti setiap hari penuh romantisme, tapi lebih ke perasaan dihargai, didukung, dan dipercaya oleh pasangan kita.

3. Mengurangi risiko perceraian

ilustrasi cerai (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak pasangan yang langsung melangkah ke pernikahan tanpa persiapan psikologis, padahal realita pernikahan jauh lebih kompleks dari sekadar cinta. Statistik menunjukkan bahwa pasangan yang mengikuti konseling pranikah atau tes psikologi memiliki risiko perceraian 30% lebih rendah. Angka ini bukan sekadar angka, tapi bukti nyata bahwa persiapan mental dan emosional sangat berpengaruh pada kelangsungan rumah tangga.

Pernikahan akan membawa banyak perubahan besar, mulai dari cara mengelola keuangan, hubungan dengan keluarga besar, hingga harapan masa depan. Tes psikologi membantu membicarakan hal-hal ini lebih awal, sehingga masalah bisa terdeteksi sebelum membesar. Bahkan ada kalanya tes ini membuka mata bahwa perbedaan yang ada terlalu besar untuk disatukan. Walaupun terasa berat, mengetahui hal ini lebih cepat bisa menyelamatkanmu dari kekecewaan mendalam di masa depan.

4. Membiasakan diri untuk mencari bantuan bersama

ilustrasi kehidupan pernikahan (pexels.com/Seljan Salimova)

Banyak orang masih menganggap mencari bantuan psikolog atau konselor itu tanda kelemahan, padahal sebenarnya itu bentuk kekuatan. Tes psikologi pranikah bisa mengubah cara pandang ini, membuat pasangan lebih terbuka untuk mencari bantuan saat menghadapi masalah. Dengan begitu, ketika ada tantangan, kalian tidak menumpuk masalah sendiri, melainkan mencari jalan keluar bersama.

Pasangan yang mengikuti pendidikan pranikah lebih cepat menyadari adanya masalah, sehingga mereka juga lebih cepat mencari bantuan profesional. Hal ini penting, karena masalah kecil yang tidak ditangani bisa berkembang menjadi konflik besar. Dengan membiasakan diri untuk terbuka sejak awal, kalian membangun pola kerja sama yang sehat, bukan saling menyalahkan, tapi saling mendukung agar hubungan tetap berjalan baik.

5. Menyelaraskan harapan dan tujuan jangka panjang

ilustrasi kehidupan pernikahan (pexels.com/Andre Furtado)

Pernikahan bukan hanya soal cinta, tapi juga soal kehidupan sehari-hari. Dari cara mengelola uang, pembagian peran rumah tangga, hingga rencana punya anak, semua ini butuh pembicaraan yang serius. Tes psikologi biasanya disertai sesi konseling yang membantu pasangan membicarakan hal-hal ini dalam suasana yang lebih terarah. Dengan begitu, pembicaraan jadi lebih tenang dan tidak penuh emosi, berbeda dengan diskusi spontan yang sering memicu pertengkaran.

Pasangan modern yang mengikuti konseling pranikah biasanya merasa lebih siap menghadapi tantangan rumah tangga. Mereka sudah membicarakan karir, siapa yang bertanggung jawab atas keuangan, atau bagaimana pola asuh anak yang diinginkan. Menyelaraskan harapan sejak awal bisa mencegah munculnya rasa kecewa dan sakit hati di kemudian hari. Hal ini membuat hubungan terasa lebih stabil dan adil bagi kedua belah pihak.

Tes psikologi pranikah mungkin terdengar aneh, tapi banyak pasangan yang merasakan manfaat besar setelah melakukannya. Ini bukan tentang mencari kekurangan pasangan, melainkan tentang mempersiapkan diri untuk perjalanan panjang bersama. Dengan langkah kecil ini, kamu bisa masuk ke pernikahan dengan lebih jelas, lebih tenang, dan lebih siap menghadapi dinamika rumah tangga. Anggap saja ini sebagai investasi untuk kebahagiaan jangka panjang, bukan hanya melindungi hubungan, tapi juga membuatnya lebih kuat. Jadi, kalau serius ingin membangun rumah tangga yang sehat, coba diskusikan tes ini dengan pasanganmu mulai sekarang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team