5 Alasan untuk Berhenti Menyalahkan Pihak yang Diselingkuhi

- Menyalahkan korban perselingkuhan sama saja memberi beban tambahan di tengah luka yang mereka rasakan.
- Menyalahkan korban membenarkan pilihan buruk pelaku dan memperburuk luka emosional yang dialami korban.
- Fokus pada dukungan dan pengertian untuk membantu korban pulih, bukan menambah beban dengan menyalahkan mereka.
Saat mendengar cerita tentang perselingkuhan, respons umum yang sering muncul gak lain dan gak bukan yakni dengan menyalahkan korban. Entah karena dianggap kurang perhatian, kurang menarik, atau alasan lain yang dibuat-buat untuk membenarkan tindakan pasangan yang gak setia. Padahal, menyalahkan pihak yang diselingkuhi bukan cuma gak adil, tapi juga bisa memperburuk keadaan.
Menyalahkan korban sama aja seperti memberikan beban tambahan di tengah luka yang sedang mereka rasakan. Kamu sering lupa, bahwa selingkuh merupakan keputusan yang sepenuhnya tanggung jawab si pelaku. Jadi, alih-alih mencari kesalahan dari pihak yang sudah tersakiti, ada baiknya memahami lebih dalam kenapa menyalahkan korban bukanlah solusi yang bijak. Yuk, simak lima alasan untuk berhenti menyalahkan pihak yang diselingkuhi.
1. Keputusan untuk selingkuh itu 100% tanggung jawab pelaku

Emang bener, kok kalau Selingkuh itu adalah pilihan soalnya gak peduli seberapa buruk situasi dalam hubungan, ada banyak cara yang lebih baik daripada mengkhianati pasangan. Misalnya bisa bicara jujur atau bahkan memilih untuk berpisah dibanding memilih untuk selingkuh. Jadi, menyalahkan pihak yang diselingkuhi sama aja dengan membenarkan pilihan buruk yang diambil pelaku.
Saat kamu menyalahkan korban, secara gak langsung kamu memberikan pembenaran untuk tindakan pelaku. Ini gak cuma memperburuk situasi yang dialami korban, tapi juga memberi ruang buat pelaku merasa gak sepenuhnya salah. Fokusnya harus pada apa yang bisa diperbaiki dari hubungan itu, atau bagaimana korban bisa bangkit, bukan malah bikin mereka merasa bertanggung jawab atas sesuatu yang jelas-jelas bukan salah mereka.
2. Korban sudah terluka, jangan perparah dengan berbagai tuduhan

Bayangkan perasaan orang yang sudah dihancurkan oleh orang yang mereka percaya, lalu dituduh sebagai penyebab dari semua itu. Bukannya memberikan dukungan atau empati, malah dipojokkan dengan kalimat-kalimat menyakitkan. Luka emosional dari perselingkuhan itu gak main-main dan gak bisa disepelekan, lho.
Ketika kamu menyalahkan korban perselingkuhan, kamu cuma memperburuk luka yang mereka alami. Bukannya sembuh, mereka malah makin merasa gak berharga atau bahkan mulai menyalahkan diri sendiri. Padahal, yang korban perselingkuhan paling butuhkan adalah dukungan dan pengertian. Jadi, berhenti menyalahkan korban perselingkuhan bisa jadi cara paling mudah untuk membantu mereka pulih.
3. Menyalahkan korban mengaburkan masalah sebenarnya

Ketika semua fokus diarahkan ke apa yang “salah” dengan pihak yang diselingkuhi, kamu jadi mengalihkan perhatian dari masalah inti yakni pelaku yang memilih untuk mengkhianati kepercayaan. Bukannya membahas kenapa pelaku merasa perlu untuk selingkuh, orang-orang malah sibuk menghakimi korban. Nah, ini yang bakal bikin akar masalahnya gak pernah benar-benar dibahas, apalagi diselesaikan.
Dengan kamu berhenti menyalahkan korban, kamu bisa lebih objektif melihat situasinya. Kenapa pelaku merasa nyaman untuk mengambil keputusan itu? Apa yang sebenarnya terjadi dalam hubungan mereka? Menanyakan hal-hal seperti ini jauh lebih penting daripada sekadar mencari-cari kekurangan korban. Menyelesaikan masalah itu butuh keterbukaan dan tanggung jawab, bukan tuduhan sepihak apalagi tuduhan untuk mereka yang jadi korban.
4. Membentuk pola pikir yang salah tentang hubungan

Kalau kamu terbiasa menyalahkan korban perselingkuhan, kamu secara gak langsung membentuk pola pikir yang salah tentang hubungan. Kesannya, kalau ada yang selingkuh, itu pasti karena pasangan mereka gak cukup baik. Hal ini gak cuma bikin korban merasa bersalah, tapi juga bisa memengaruhi cara orang lain melihat hubungan mereka sendiri. Misalnya, seseorang jadi takut pasangannya akan selingkuh kalau mereka gak sempurna.
Padahal, hubungan yang sehat itu gak didasari oleh kesempurnaan, tapi oleh komunikasi dan saling pengertian. Gak ada orang yang sempurna, dan wajar kalau ada kekurangan dalam hubungan. Kalau setiap kekurangan dijadikan alasan untuk membenarkan perselingkuhan, maka gak akan ada hubungan yang bisa bertahan lama. Dengan berhenti menyalahkan korban, kamu membantu membangun pola pikir yang lebih sehat tentang apa yang sebenarnya membuat sebuah hubungan bisa bertahan.
5. Menambah beban mental untuk korban

Selingkuh itu udah cukup berat buat korban, tapi menyalahkan korban malah bikin situasinya makin sulit. Mereka gak cuma harus menghadapi rasa sakit akibat pengkhianatan, tapi juga harus melawan stigma dari orang-orang di sekitar mereka. Nah hal ini bisa memengaruhi kesehatan mental mereka, bahkan sampai bikin mereka kehilangan rasa percaya diri atau merasa gak layak untuk dicintai.
Ketika korban terus disalahkan, mereka jadi merasa gak punya tempat untuk bercerita atau mencari dukungan. Mereka malah memilih diam dan menyimpan semuanya sendiri, yang justru bisa memperburuk kondisi mereka. Kalau kamu benar-benar peduli, berhenti menyalahkan korban adalah langkah awal untuk membantu mereka. Bantu mereka menemukan kembali rasa percaya diri mereka, bukan malah menambah beban di pundak mereka.
Menyalahkan pihak yang diselingkuhi bukan hanya tindakan yang gak adil, tapi juga memperburuk situasi mereka yang sudah cukup sulit. Pelaku perselingkuhan harus bertanggung jawab penuh atas pilihannya, sementara korban butuh dukungan untuk pulih dari luka yang mereka alami. Jadi, stop yuk menyalahakan korban perselingkuhan seolah karena kekurangan mereka pasangannya jadi selingkuh.