5 Cara Ampuh Akhiri Perselingkuhan dengan Rekan Kerja Tanpa Drama

- Introspeksi diri dan tetapkan alasan yang jelas sebelum mengakhiri hubungan
- Pilih waktu dan tempat yang tepat untuk menghindari drama dan reaksi emosional
- Gunakan nada dan bahasa yang empatik serta batasi interaksi pribadi setelah putus
Manusia memiliki sisi emosional, dan ketika ada hal yang menyakitkan, pastinya tubuh merespon dengan tangis ataupun merasa sedih yang berkepanjangan. Namun tidak perlu meminjam kekuatan Superman supaya menjadi kuat. Apalagi hanya untuk mampu mengakhiri hubungan perselingkuhan tanpa kelihatan lemah
Akui perasaanmu, namun tetap tegas untuk memutuskan. Hindari keragu-raguan saat ingin mengakhiri hubungan gelap yang terjalin dengan rekan kerja. Memang sulit, tapi untuk kebaikan bersama, kamu harus melakukannya. Ini 5 cara ampuh akhiri perselingkuhan dengan rekan kerja tanpa drama!
1. Introspeksi diri dan tetapkan alasan yang jelas

Sebelum kamu mengakhiri hubungan ini, kamu mesti berdamai dengan diri sendiri. Bukan soal benar dan salah semata, tapi mengapa harus diakhiri. Tetapkan alasan yang jelas tanpa ada keraguan.
Contohnya, kamu renungkan beberapa pertanyaan seperti, ketidaknyamanan apa yang memutuskan aku agar mengakhiri hubungan ini? Jika misalnya hubungan ini terus berlanjut, apa dampaknya terhadap diriku, pekerjaan, juga orang lain? Ingat, mengambil keputusan bukan karena ingin terlihat baik dan terbebas dari sebuah kesalahan. Namun, dengan alasan bahwa kamu benar-benar ingin berubah dan hidup lebih sehat lahir-batin.
2. Pilih waktu dan tempat yang tempat

Biasanya, hubungan terlarang lebih sensitif untuk kedua belah pihak yang terlibat. Rasa saling memiliki ditengah keterbatasan dan cinta yang ada itu lebih dari sekadar ucapan. Ini menyentuh sisi emosional terdalam manusia. Untuk itu, bijaklah dalam memilih waktu dan tempat demi mengakhiri hubungan ini.
Hindari mengatakannya di kantor, di tempat umum atau saat kondisi emosi pasangan tidak stabil. Karena ini akan memperburuk reaksinya, bisa berujung ke drama, rasa malu, bahkan memperkeruh hubungan kerja ke depannya. Usahakan memilih waktu yang gak sedang dalam tekanan pekerjaan atau konflik di kantor, serta alangkah baiknya untuk bertemu di tempat yang tak terlalu ramai di luar kesibukan kantor. Tujuannya supaya kalian bisa berbicara dengan kepala dingin.
3. Gunakan nada dan bahasa yang empatik

Ingat, di sini kamu hanya akan mengakhiri hubungan yang gak sepatutnya. Oleh karena itu, hindari kata-kata yang menyakiti dan terkesan merendahkan pasangan. Pepatah berkata, lidahmu harimaumu. Jadi setiap ucapan yang keluar dari mulut ada konsekuensinya. Nah, berbicaralah dengan tenang dan baik agar perpisahan diterima dengan lebih ikhlas.
Contoh perkataan yang mengakui kebersamaan tapi tetap menegaskan keputusan, “Apa yang kita jalani sejauh ini mungkin berarti, tapi aku rasa kita sudah melewati batas yang seharusnya tidak kita lewati”. Hindari menyalahkan pasangan, ya.
4. Tegaskan keputusan walau berat hati

Berpisah dapat menimbulkan luka. Sebaik apapun perpisahan itu, pasti akan terasa menyakitkan. Tak perlu menahan rasa sedih saat membicarakan hal ini. Tapi jangan biarkan rasa berat hati itu menarik kembali ke hubungan yang ingin diakhiri.
Contoh kalimat, “jujur, ini bukan hal yang gampang bagiku, juga kita berdua. Tapi justru karena peduli, aku gak mau kita terus terjebak dalam hubungan ini.” Tak perlu berbohong kepada diri sendiri untuk kelihatan tegar. Langkah ini sangat baik untuk kamu dan orang-orang yang kamu cintai.
5. Batasi interaksi pribadi, fokus pada profesionalisme

Nah, setelah momen penuh haru saat mengakhiri hubungan, masih ada lagi tantangan yang lebih menyeramkan. Sebagian orang beranggapan seperti itu. Bayangkan saja, jika setelah putus dari sang kekasih namun masih bertemu tiap hari di tempat kerja yang sama. Apa yang kamu rasakan? Bukan gak mungkin, hubungan ini akan kembali terjalin. Dan biasanya fondasi hubungannya jadi lebih kokoh.
Untuk menghindari momen “balikan”. Kurangilah komunikasi yang bersifat personal. Bangun kembali batasan yang sehat dengan memperlakukannya seperti rekan kerja lainnya. Ini adalah cara menjaga diri dan dia agar tidak kembali ke hubungan yang rumit seperti sebelumnya.
“Cinta lama bisa bersemi kembali” ungkapan itu tentu benar adanya, dan dapat membuat hubungan terlarang yang telah diakhiri baik-baik akan kembali terjalin. Maka dari itu, tetapkan batasan yang jelas. Perlakukan dia layaknya rekan kerja. Tak ada percakapan personal, melainkan berkomunikasi secara profesional.
Mengakhiri hubungan terlarang memang rumit, dan menjalani kehidupan setelah perpisahan itu terasa berat. Namun jika ini untuk kebaikan bersama, maka itulah cinta yang tulus.