ilustrasi perasa (pexels.com/Joshua Abner)
Secure attachment adalah gaya yang paling sehat. Orang dengan gaya ini biasanya tumbuh dari lingkungan yang stabil dan penuh kasih sayang. Mereka gak takut sama kedekatan emosional, tapi juga gak tergantung sama pasangan. Hubungan yang mereka jalani cenderung stabil, nyaman, dan penuh kepercayaan. Mereka tahu cara menyelesaikan konflik tanpa drama berlebihan dan bisa komunikasi dengan jujur.
Lain cerita dengan yang punya anxious-preoccupied attachment. Mereka biasanya tumbuh dari pengalaman yang bikin mereka merasa gak aman. Akibatnya, mereka jadi selalu butuh kepastian dan pengakuan dari pasangan. Sering banget merasa cemas kalau pasangan gak kasih kabar atau berubah sikap dikit aja. Dalam hubungan, mereka bisa jadi terlalu lengket dan gak percaya diri, bahkan sampai mengorbankan diri sendiri demi mempertahankan pasangan.
Nah, kalau kamu termasuk orang yang lebih suka menjaga jarak dalam hubungan, bisa jadi kamu punya dismissive-avoidant attachment. Gaya ini muncul karena orang tersebut terbiasa mengandalkan diri sendiri sejak kecil. Mereka sering kali merasa gak nyaman kalau terlalu dekat secara emosional, dan lebih milih menyendiri. Dalam hubungan, mereka bisa terkesan dingin, tertutup, dan sulit membuka diri.
Yang terakhir, fearful-avoidant attachment biasanya muncul dari pengalaman traumatis atau hubungan masa kecil yang gak konsisten. Mereka ingin banget dekat dengan orang lain, tapi di sisi lain juga takut disakiti. Akibatnya, mereka jadi bingung sendiri dan sering bersikap tarik-ulur. Kadang pengin dekat, kadang menjauh. Hubungan jadi kayak roller coaster karena mereka sendiri belum selesai dengan rasa takut dan luka masa lalu.