Buat sebagian besar ENFJ, membantu orang lain rasanya seperti bagian alami dari hidup. Kepribadian ini terkenal punya empati tinggi, mudah bergaul, dan mampu membaca suasana hati orang dengan cepat. Sayangnya, sifat positif itu sering berbalik jadi jebakan ketika mereka terlalu memprioritaskan kebahagiaan orang lain dibanding diri sendiri. Akhirnya, tanpa sadar mereka masuk ke lingkaran people pleasing yang melelahkan secara mental dan emosional.
Fenomena ini bukan sekadar soal mau berbuat baik, tapi tentang kecenderungan mengorbankan kebutuhan pribadi demi menjaga hubungan tetap harmonis. ENFJ kerap merasa kalau menolak permintaan atau mengungkapkan ketidaksetujuan bisa merusak citra diri di mata orang lain. Padahal, selalu memuaskan semua orang justru dapat mengikis identitas pribadi dan membuat rasa lelah berkepanjangan. Berikut lima hal yang membuat ENFJ rentan terjebak dalam pola ini.