ilustrasi pasangan (pexels.com/Polina Zimmerman)
Kalimat ini mungkin terdengar baik, tetapi bisa jadi manipulatif jika diucapkan dengan tujuan untuk menghindari konfrontasi dan rasa bersalah. Pasanganmu mungkin ingin tetap menjalin hubungan pertemanan untuk mendapatkan keuntungan darimu tanpa harus berkomitmen. Dia mungkin ingin kamu tetap ada untuknya saat dia membutuhkanmu, tapi tidak ingin memberikan komitmen yang sama kepadamu. Hal ini dapat membingungkan dan menyakitkan bagimu, karena kamu mungkin masih memiliki perasaan cinta terhadapnya.
Jika kamu ingin tetap berteman dengan mantan pasanganmu, penting untuk memastikan bahwa kamu berdua memiliki ekspektasi yang sama terhadap hubungan pertemanan ini. Pastikan bahwa kamu tidak akan terjebak dalam friendzone dan kamu tidak akan disakiti lagi. Jika kamu merasa tidak yakin, lebih baik untuk menjaga jarak dan fokus pada penyembuhan diri sendiri.
Mendengar kalimat-kalimat manipulatif dari pasangan saat ingin putus memanglah menyakitkan. Namun, penting untuk tetap tenang dan rasional dalam menghadapi situasi ini. Percayalah pada intuisi dan hargai dirimu. Kamu berhak untuk bersama seseorang yang mencintaimu dan memperlakukanmu dengan baik. Jika kamu merasa kesulitan untuk mengatasi situasi ini sendiri, jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat atau profesional seperti psikolog.