5 Seni Memahami Pasangan yang Moody-an, Butuh Teman Ngobrol

23 Sep 2024, 08:00 WIB

Binti Nur Rohmah

Ilustrasi pasangan yang moody-an (pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya sih...

Mengenali pola perubahan emosi pasangan yang bisa menjadi pemicu, seperti stres di tempat kerja.
Menjadi pendengar yang aktif tanpa menghakimi saat pasangan sedang emosional, berikan perhatian penuh tanpa sanggahan.
Hindari respons emosional dan tetap tenang untuk menjaga komunikasi efektif, tanyakan apa yang dibutuhkan pasangan.

Setiap hubungan masalah yang paling sulit ditemukan solusinya adalah masalah emosional. Terutama saat salah satu pasangan sering mengalami perubahan suasana hati yang drastis, atau sering disebut moody-an. Perubahan emosi yang tiba-tiba dan gak terduga bisa menyebabkan kebingungan dan ketegangan dalam hubungan.

Selain itu juga menguji kekuatan komunikasi dan pemahaman antara kedua belah pihak. Namun jangan sedih dulu, masalah ini sebenarnya masih bisa diatasi dengan punya keterampilan dan empati yang tinggi. Sehingga, bisa mengubah dinamika hubungan menjadi lebih kuat dan harmonis. Nah, berikut beberapa tips untuk mengatasi pasangan yang punya sifat moody-an.

1. Kenali pola perubahan emosi pasangan

Ilustrasi perhatikan perubahan pasangan (pexels.com/Anil Sharma)

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam memahami pasangan yang moody-an adalah mengenali pola perubahan emosi mereka. Perubahan suasana hati biasanya ada faktor yang bisa menjadi pemicu.

Mungkin pasangan kamu menjadi sering menunjukkan sikap moody-an nya setelah stres di tempat kerja. Coba tanyakan kepada pasangan tentang apa yang mungkin membuat suasana hati mereka menurun. Tawarkan bantuan dan tunjukkan kamu peduli dengan kondisinya.

2. Berusaha menjadi pendengar yang aktif

Ilustrasi mendengarkan cerita pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Saat pasangan kamu mengalami perubahan emosi yang drastis, mereka sebenarnya hanya membutuhkan seseorang untuk mendengarkan tanpa menghakimi. Menjadi pendengar yang aktif bukan hanya mendengarkan cerita mereka saja, tetapi lebih kepada cara memahami perasaan yang gak bisa terucap.

Saat pasangan berbicara, pastikan kamu bisa memberikan perhatian penuh tanpa memberikan sanggahan. Cobalah untuk memberikan kesimpulan tentang apa yang mereka katakan dan tanyakan tentang kebenarannya.

3. Menghindari memberikan respons dengan emosi

Ilustrasi menenangkan pasangan (pexels.com/Bethany Ferr)

Reaksi emosional yang kamu berikan terhadap perubahan suasana hati pasangan bisa memperburuk situasi. Menghindari respons emosional dan berusaha untuk tetap tenang adalah kunci untuk menjaga komunikasi tetap efektif.

Jika kamu merasa kesal atau kecewa, cobalah untuk ambil napas dalam-dalam sebelum memberikan respons. Hindari menggunakan kata-kata yang bisa memicu konflik baru. Cobalah dengan menggunakan bahasa yang bisa mendukung dan penuh pengertian.

4. Memberikan dukungan yang tepat

Ilustrasi memberikan dukungan pasangan (pexels.com/Jep Gambardella)

Dukungan yang kamu berikan harus sesuai dengan kebutuhan pasangan pada saat itu. Terkadang, mungkin pasangan hanya membutuhkan seseorang untuk berada di sampingnya atau mereka membutuhkan solusi dari masalah yang dihadapi.

Tanyakan kepada pasangan apa yang sebenarnya mereka butuhkan agar kamu bisa membantu mengurangi emosinya. Jika kamu gak yakin tentang apa yang dibutuhkan, tawarkan beberapa pilihan dan biarkan pasangan memilih.

5. Mencoba menerima perbedaan

Ilustrasi berusaha menerima kekurangan pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Setiap orang pasti punya cara yang berbeda dalam menangani emosi yang sedang dirasakan. Menerima bahwa pasangan kamu punya cara sendiri saat menghadapi perubahan suasana hati adalah langkah terbaik untuk menghormati kepribadian mereka.

Menerima bahwa mungkin ada momen ketika kamu harus menyesuaikan diri dengan cara pasangan mengelola emosinya. Alihkan perhatian kamu dengan melihat hal positif dari pasangan, sehingga bisa membantu kamu bisa tetap bertahan dan mendukung pasangan.

Memahami pasangan yang punya sifat moody-an memang perlu kesabaran, empati, dan keterampilan komunikasi yang baik. Hubungan yang sehat perlu usaha dari kedua belah pihak dengan melakukan pendekatan yang tepat, sehingga kamu bisa mengatasi tantangan emosional dengan lebih efektif.