Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang mengobrol (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Dia gak pernah mengarah ke obrolan yang lebih personal

  • Dia bebas cerita tentang gebetan atau orang lain

  • Gak ada perlakuan istimewa dibanding teman lain

Pernah gak sih kamu ngerasa ada yang spesial dari perhatian dia, tapi ternyata dia santai-santai aja? Kamu udah mulai mikir ke mana-mana, padahal dia malah cuek kayak gak ada apa-apa. Rasanya kayak jalan sendiri dalam hubungan yang cuma kamu yang pikir itu lebih dari sekadar teman.

Baper itu manusiawi, apalagi kalau dia selalu ada dan bikin kamu nyaman. Tapi gak semua kedekatan berarti cinta, dan gak semua perhatian berarti dia punya rasa yang sama. Yuk, simak lima sinyal halus kalau dia sebenarnya cuma anggap kamu teman, biar kamu gak makin salah paham!

1. Dia gak pernah mengarah ke obrolan yang lebih personal

ilustrasi orang menikmati kopi (freepik.com/jcomp)

Obrolan kalian cuma seputar hal umum atau topik receh yang gak pernah menyentuh ranah perasaan. Dia gak pernah tanya tentang pandanganmu soal cinta, pasangan ideal, atau hal-hal yang menunjukkan ketertarikan lebih. Semua terasa datar dan aman, kayak ngobrol sama teman satu tongkrongan.

Kalau kamu coba masuk ke topik yang lebih personal, dia langsung alihkan pembicaraan. Itu bisa jadi sinyal bahwa dia menjaga batas supaya gak kasih harapan lebih. Friendzone tuh sering dimulai dari komunikasi yang terlalu netral dan gak melibatkan emosi.

2. Dia bebas cerita tentang gebetan atau orang lain

ilustrasi orang bahagia (freepik.com/jcomp)

Kalau dia sering curhat soal gebetannya ke kamu tanpa ragu, itu tanda dia menganggap kamu bukan "calon" tapi "teman aman." Dia gak mikir kamu bakal cemburu, karena menurut dia, hubungan kalian murni persahabatan. Bahkan dia bisa minta saran soal orang yang lagi dia suka.

Kondisi ini kadang bikin kamu ngerasa jadi tempat sampah emosional. Tapi sebenarnya, itu sinyal jelas kalau dia gak punya ekspektasi romantis sama kamu. Kalau kamu udah baper, ini saatnya mulai menjaga hati biar gak makin sakit.

3. Gak ada perlakuan istimewa dibanding teman lain

ilustrasi orang mengobrol (freepik.com/freepik)

Kamu pikir dia perhatian banget? Coba perhatiin, bisa jadi dia memperlakukan semua teman dengan cara yang sama. Kamu bukan satu-satunya yang dikasih perhatian kecil, candaan manis, atau chat setiap hari.

Kalau kamu lihat dia juga kayak gitu ke banyak orang, artinya dia memang ramah ke semua, bukan karena kamu spesial. Ini yang sering bikin salah paham dan akhirnya kamu baper sendiri. Mencegah baper bisa dimulai dari lihat realita, bukan imajinasi.

4. Dia gak pernah ajak ketemuan berdua dengan niat khusus

ilustrasi berkumpul dengan teman (freepik.com/freepik)

Kalau dia ngajak ketemu cuma dalam konteks ramean atau acara bareng, bisa jadi dia belum atau gak akan mikir hubungan kalian sebagai sesuatu yang intimate. Gak ada ajakan khusus untuk jalan berdua, ngopi bareng, atau quality time yang personal. Semuanya selalu dalam lingkup teman-teman.

Walaupun kalian jalan berdua, pasti ada alasan teknis atau kebetulan aja, bukan karena dia ingin habiskan waktu khusus sama kamu. Ini beda banget sama orang yang emang tertarik secara romantis. Jangan salah paham hubungan, apalagi kalau semuanya masih terasa netral-netral aja.

5. Dia sering bilang kamu adalah “teman terbaik”

ilustrasi orang mengobrol (freepik.com/syda productions)

Kalimat kayak “kamu tuh teman terbaik aku” bisa kedengarannya manis, tapi juga jadi sinyal yang jelas banget. Itu adalah cara dia menegaskan batasan tanpa menyakitimu secara langsung. Dia nyaman, dia percaya, tapi sebatas teman.

Jangan salah, jadi teman terbaik itu keren. Tapi kalau kamu berharap lebih, kalimat itu bisa jadi tamparan halus yang menyadarkan kamu untuk berhenti berharap. Tanda teman saja kadang udah kelihatan dari cara dia menempatkanmu dalam hidupnya.

Friendzone memang gak selalu menyakitkan, tapi jadi nyesek kalau kamu terlalu jauh menaruh perasaan yang gak dibalas. Penting buat peka dan tahu batasan, supaya kamu bisa melindungi diri sendiri dari harapan yang gak realistis. Yuk, lebih jujur sama perasaan sendiri dan lihat tanda-tandanya sebelum hati makin terlanjur dalam!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team