Setiap orang pernah merasakan fase PDKT—masa transisi antara sekadar kenal hingga mungkin menjadi pasangan. Rasanya seperti permainan tarik-ulur, penuh kode samar, degup jantung tak karuan, dan ekspektasi yang entah terlalu tinggi atau justru tak jelas arah. Di fase inilah sering kali banyak orang tergelincir. Bukan karena mereka tidak layak dicintai, tetapi lebih karena cara pendekatannya salah kaprah.
Kenyataannya, PDKT bukan hanya soal bikin orang tertarik, melainkan juga tentang bagaimana kamu memosisikan diri, menjaga sikap, dan menumbuhkan koneksi yang sehat. Namun, masih banyak yang jatuh ke pola-pola yang sama: terlalu berlebihan, terlalu pasif, atau justru terlalu egois. Nah, mungkin tanpa sadar kamu juga pernah menjadi salah satu dari tipe ini. Mari lihat bersama-sama.