Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hubungan toksik (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi hubungan toksik (pexels.com/Antoni Shkraba)

Intinya sih...

  • Pelecehan emosional terselubung: manipulasi, gaslighting, dan meragukan diri sendiri.

  • Kontrol secara paksa: pengaturan hidup, keuangan, dan pertemanan tanpa izin.

  • Pelecehan sosial: memutuskan dari orang terdekat dan membuat korban tergantung pada pelaku.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pelecehan dalam hubungan asmara gak selalu berbentuk kekerasan fisik. Banyak orang gak sadar bahwa mereka sedang mengalami bentuk pelecehan yang tersembunyi, tapi efeknya bisa sama menyakitkannya.

Nah, ini dia 5 jenis pelecehan yang sering luput dari perhatian, bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi emosional dan psikologis seseorang, dan apa yang bisa kamu lakukan kalau ternyata kamu mengalaminya. Jangan abaikan tanda-tandanya, lebih baik tahu lebih awal daripada terlambat. Yuk, simak!

1. Pelecehan emosional terselubung

ilustrasi hubungan toksik (pexels.com/RDNE Stock project)

Jenis pelecehan ini sering terlihat normal di awal hubungan. Bahkan bisa terasa romantis. Tapi lama-kelamaan, mulai muncul pola-pola yang bikin bingung, gaslighting, menyalahkan terus-menerus, menahan perhatian atau informasi, dan bercanda dengan cara yang merendahkan. Semua ini dilakukan berulang-ulang sampai akhirnya bikin kamu mempertanyakan diri sendiri dan kehilangan rasa percaya diri. Banyak korban pelecehan ini yang bilang mereka merasa lelah terus-menerus, seperti terjebak, dan bahkan merasa seperti orang yang 'gila' sendiri.

Yang bikin makin rumit, pelaku sering mencampur tindakan manipulatif dengan momen-momen manis, jadi korbannya makin sulit membedakan mana yang tulus dan mana yang manipulasi. Akhirnya kamu malah jadi bergantung sama pasangan dan terus-terusan berusaha menyesuaikan diri supaya gak membuat masalah. Kondisi mentalmu pun bisa menurun, muncul kecemasan, stres, bahkan gangguan tidur dan gejala fisik lainnya.

2. Kontrol secara paksa

ilustrasi pacaran (unsplash.com/JD mason)

Kalau pasangan mulai terlalu mengatur hidupmu, mulai dari waktu, uang, sampai pertemanan, bisa jadi itu bentuk pelecehan yang gak disadari. Mungkin awalnya cuma sekadar bertanya “kamu di mana tadi?”, tapi lama-lama berubah jadi larangan, kamu gak boleh bertemu siapa pun tanpa izin, setiap pengeluaran harus dilaporkan, bahkan komunikasi dengan keluarga pun mulai dibatasi.

Kontrol ini juga bisa terjadi lewat uang. Pasangan bisa menyembunyikan keuangan, melarangmu bekerja, atau memaksamu bergantung padanya untuk kebutuhan sehari-hari. Perlahan-lahan, kamu merasa gak punya kendali atas hidupmu sendiri. Semua keputusan harus menyesuaikan dengan keinginan pasangan, dan setiap langkah yang kamu ambil jadi terasa penuh tekanan dan rasa takut membuat kesalahan. Lama-lama kamu merasa kehilangan kebebasan dan identitasmu sebagai individu.

3. Pelecehan sosial

ilustrasi huhungan toksik (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Jenis pelecehan ini bekerja dengan cara memutusmu dari orang-orang yang sayang dan peduli padamu. Gak selalu dengan cara langsung melarang kamu bertemu mereka, tapi lebih halus. Pasangan mungkin mulai mengkritik temanmu, membuatmu merasa bersalah saat keluar rumah, atau menyebarkan cerita buruk supaya kamu menjauh dari orang-orang terdekat.

Hasilnya? Kamu mulai merasa sendiri dan gak punya siapa pun untuk diajak bicara. Akhirnya, kamu jadi tergantung sepenuhnya pada pasangan, yang malah memperkuat siklus pelecehan. Saat gak ada orang lain yang bisa kamu percaya, kamu jadi semakin sulit menyadari bahwa yang kamu alami sebenarnya gak sehat. Apalagi kalau pasangan juga memutarbalikkan fakta dan menyalahkanmu setiap kali kamu protes atau merasa sedih, maka perasaan bersalah itu makin dalam.

4. Verbal abuse dan gaslighting

ilustrasi hubungan toksik (pexels.com/Alena Darmel)

Pelecehan verbal gak harus berteriak atau menghina secara langsung. Bisa juga terselip dalam candaan yang menyakitkan, komentar sinis, atau sindiran yang dilakukan terus-menerus. Gaslighting lebih berbahaya lagi, pasangan akan menyangkal fakta, mengubah cerita masa lalu, dan terus-menerus mempertanyakan ingatan atau perasaanmu sampai kamu sendiri ragu dengan apa yang kamu rasakan atau ingat.

Lama-lama kamu jadi bingung sendiri. Setiap kali kamu mengungkapkan perasaan, kamu malah dianggap terlalu sensitif atau lebay. Kamu mulai menyalahkan diri sendiri, menarik diri, dan lebih memilih diam daripada harus ribut. Ini yang bikin kamu makin terkunci dalam hubungan yang gak sehat. Pelaku gaslighting sangat pandai membuatmu merasa bersalah padahal sebenarnya kamu yang disakiti. Dalam jangka panjang, ini bisa menghancurkan harga dirimu dan membuatmu takut mempercayai siapa pun.

5. Silent treatment dan menarik diri sebagai hukuman

ilustrasi pacaran (unsplash.com/ Priscilla Du Preez 🇨🇦)

Bentuk pelecehan ini gak melibatkan kata-kata kasar, tapi justru diam yang menyakitkan. Pasangan bisa memilih untuk gak bicara sama sekali, menghindari kontak mata, atau bersikap seolah kamu gak ada. Bisa juga menahan sentuhan atau kedekatan emosional. Ini semua adalah bentuk hukuman yang bikin kamu merasa gelisah, cemas, dan seolah-olah kamu yang salah.

Kamu pun jadi merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki suasana, walaupun kamu sebenarnya gak tahu salahmu apa. Silent treatment sering digunakan untuk mengontrol situasi tanpa harus marah-marah. Tapi efeknya tetap membuatmu merasa sendirian dan bingung. Lama-lama, kamu terbiasa menyesuaikan diri terus-menerus agar gak diperlakukan seperti itu lagi. Dan tanpa sadar, kamu makin jauh dari diri sendiri.

Pelecehan dalam hubungan gak selalu berbentuk luka fisik. Banyak yang justru terjadi dalam bentuk yang gak terlihat tapi sama-sama menyakitkan. Manipulasi halus, pengendalian secara diam-diam, isolasi sosial, gaslighting, dan diam sebagai hukuman bisa menghancurkan kepercayaan diri dan ketenangan hidupmu. Kalau kamu merasa ada yang gak beres dalam hubunganmu, jangan abaikan perasaan itu. Cari bantuan, bicarakan ke orang yang kamu percaya, dan tentukan batasan. Kamu layak mendapat hubungan yang saling menghargai dan aman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team