ilustrasi gebetan (pexels.com/Budgeron Bach)
Banyak orang yang sedang fokus pada pencapaian pribadi, pemulihan dari hubungan masa lalu, atau sekadar menikmati masa sendiri tanpa ingin terikat komitmen. Mereka mungkin perhatian, sering mengajak berbicara, bahkan memberikan sinyal yang ambigu. Namun, di balik itu semua, prioritas utama mereka bukanlah membangun hubungan, melainkan pengembangan diri. Jika kamu menginginkan hubungan yang serius, bertemu dengan orang seperti ini hanya akan membuatmu merasa berjalan di tempat.
Koneksi emosional memerlukan dua individu yang sama-sama hadir dan memiliki keinginan untuk saling mengenal lebih dalam. Apabila salah satu pihak masih lebih banyak memikirkan dirinya sendiri, hubungan akan berjalan tidak seimbang. Bukan karena kamu kurang menarik, melainkan karena waktu dan tempatnya belum tepat. Maka, kegagalan bukan disebabkan oleh dirimu, tetapi karena perbedaan fokus yang terlalu jauh.
Pada akhirnya, investasi perasaan memang rentan gagal apabila tidak dilakukan dengan kesadaran penuh terhadap siapa yang sedang dihadapi dan apa yang benar-benar dirasakan. Kegagalan bukan berarti kamu lemah atau terlalu mudah terbawa perasaan, melainkan bagian dari proses pembelajaran untuk mengenali mana hubungan yang layak diperjuangkan dan mana yang hanya menjadi persinggahan.
Jadi, apabila suatu hari kamu merasa pernah membuang waktu karena menyayangi orang yang salah, anggap saja itu sebagai pelajaran berharga untuk mengetahui siapa yang pantas kamu perjuangkan selanjutnya. Sebab pada waktunya nanti, seseorang yang kamu investasikan perasaan akan datang dengan niat yang setara.