Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Cara Perempuan Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja, Kamu Bisa!

ilustrasi menjaga kesehatan mental di tempat kerja (pexels.com/Ron Lach)
Intinya sih...
  • Kenali batas kemampuan dan jangan ragu berkata “tidak”
  • Bangun rutinitas self-care meski hanya beberapa menit sehari
  • Ciptakan ruang kerja yang nyaman dan minim distraksi

Dunia kerja tidak pernah lepas dari tekanan, tuntutan, dan ekspektasi yang datang silih berganti. Terutama bagi perempuan, tantangan tersebut bisa datang dari berbagai arah, mulai dari tanggung jawab profesional, stereotip gender, hingga peran ganda yang dijalani di luar kantor. Dalam situasi seperti ini, menjaga kesehatan mental bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mutlak agar tetap bisa bekerja secara produktif dan bahagia. Sayangnya, masih banyak perempuan yang menomorduakan kondisi mental demi memenuhi target pekerjaan atau membuktikan kemampuan di hadapan rekan kerja dan atasan.

Kesehatan mental yang terganggu bisa berimbas pada segalanya: produktivitas menurun, hubungan kerja memburuk, hingga tubuh ikut merespons lewat kelelahan yang berkepanjangan. Tidak sedikit perempuan yang akhirnya mengalami burnout karena terus menekan diri sendiri dan mengabaikan tanda-tanda stres yang sudah mulai muncul. Dalam konteks ini, penting bagi perempuan untuk mulai membekali diri dengan strategi menjaga kesehatan mental, bukan hanya untuk bertahan di lingkungan kerja, tetapi juga untuk berkembang dan menemukan makna di dalamnya.

Ada lima cara praktis dan relevan yang bisa dilakukan perempuan untuk menjaga kesehatan mental di tempat kerja. Setiap poin dirancang untuk memberikan solusi nyata, mudah diterapkan, dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang. Karena menjaga kesehatan mental bukan tentang liburan sesekali, melainkan tentang kebiasaan sehari-hari yang penuh kesadaran dan perhatian terhadap diri sendiri.

1. Kenali batas kemampuan dan jangan ragu berkata “tidak”

ilustrasi menjaga kesehatan mental di tempat kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan perempuan di tempat kerja adalah mencoba menyenangkan semua orang. Demi terlihat kompeten dan berdedikasi, banyak perempuan akhirnya menerima terlalu banyak tanggung jawab tanpa mempertimbangkan kapasitas diri. Akibatnya, beban pekerjaan menumpuk, waktu pribadi tergerus, dan stres pun meningkat secara perlahan tapi pasti.

Mengetahui batas kemampuan adalah bentuk kedewasaan profesional. Kalian tidak perlu merasa bersalah saat menolak tugas tambahan yang sudah jelas melampaui kapasitas waktu atau tenaga. Mengatakan “tidak” bukan berarti kalian tidak mampu, melainkan kalian tahu cara mengelola diri agar tetap produktif dalam jangka panjang. Dengan membiasakan diri menetapkan batasan, kalian tidak hanya menjaga kesehatan mental, tapi juga membangun reputasi sebagai profesional yang tahu prioritas.

2. Bangun rutinitas self-care meski hanya beberapa menit sehari

ilustrasi menjaga kesehatan mental di tempat kerja (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Banyak perempuan merasa tidak punya waktu untuk merawat diri karena pekerjaan yang menuntut perhatian penuh. Padahal, self-care tidak selalu butuh waktu berjam-jam atau liburan ke tempat mahal. Cukup dengan 10–15 menit dalam sehari, kalian bisa menciptakan ruang kecil untuk bernapas, memulihkan energi, dan memperbaiki mood. Misalnya dengan meditasi singkat, journaling, atau sekadar berjalan kaki tanpa distraksi gadget.

Rutinitas self-care harian berfungsi sebagai penyeimbang dari tekanan kerja. Ini adalah momen di mana kalian terhubung kembali dengan diri sendiri tanpa tuntutan dari luar. Saat self-care menjadi kebiasaan, stres jadi lebih mudah dikendalikan, emosi lebih stabil, dan kepercayaan diri ikut meningkat. Ingat, kalian tidak bisa menuangkan sesuatu dari gelas kosong. Isi kembali energi kalian terlebih dahulu, baru bisa memberikan performa terbaik di pekerjaan.

3. Ciptakan ruang kerja yang nyaman dan minim distraksi

ilustrasi menjaga kesehatan mental di tempat kerja (pexels.com/Ron Lach)

Lingkungan kerja sangat memengaruhi kondisi mental, terutama jika kalian bekerja dalam situasi yang penuh gangguan atau tekanan. Meja kerja yang berantakan, pencahayaan yang buruk, atau suara bising bisa menambah tingkat stres tanpa disadari. Maka dari itu, penting untuk menata ruang kerja sedemikian rupa agar bisa menjadi tempat yang mendukung fokus dan ketenangan pikiran.

Mulailah dengan menata meja kerja secara rapi dan personal. Tambahkan elemen yang menenangkan seperti tanaman kecil, aromaterapi, atau foto yang memberi semangat. Selain itu, atur sistem kerja agar minim distraksi, misalnya dengan jadwal kerja terstruktur atau teknik seperti pomodoro. Dengan lingkungan kerja yang nyaman dan tertata, otak pun bisa bekerja lebih optimal tanpa harus merasa kewalahan sepanjang waktu.

4. Jangan ragu mencari bantuan profesional saat diperlukan

ilustrasi menjaga kesehatan mental di tempat kerja (pexels.com/Timur Weber)

Ada kalanya, beban pekerjaan dan tekanan mental terasa terlalu berat untuk dihadapi sendiri. Dalam kondisi seperti ini, penting bagi perempuan untuk menyadari bahwa meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk keberanian dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Konseling dengan psikolog, terapi online, atau sekadar bergabung dalam support group bisa menjadi jalan keluar yang sangat membantu.

Di era modern ini, akses ke layanan kesehatan mental semakin mudah dan tidak lagi dianggap tabu. Banyak perusahaan bahkan menyediakan program dukungan psikologis bagi karyawan mereka. Jika tempat kerja kalian belum mendukung, kalian tetap bisa mencari bantuan dari luar secara mandiri. Yang penting, kalian tidak menunda hingga kondisi benar-benar memburuk. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk pulih dan tetap bekerja secara sehat dan berdaya.

5. Bangun hubungan kerja yang sehat dan saling menghargai

ilustrasi menjaga kesehatan mental di tempat kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kesehatan mental di tempat kerja juga sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan rekan dan atasan. Lingkungan kerja yang toksik bisa membuat siapa pun merasa tertekan, tidak dihargai, bahkan kehilangan semangat untuk bekerja. Sebaliknya, relasi yang positif dan suportif akan memperkuat rasa memiliki, meningkatkan kolaborasi, dan menumbuhkan rasa percaya diri.

Mulailah dengan menjadi rekan kerja yang terbuka, komunikatif, dan empatik. Jangan ragu untuk menyampaikan pendapat dengan jujur, namun tetap sopan. Jika menghadapi konflik, usahakan untuk menyelesaikannya dengan dialog yang sehat, bukan menyimpan dendam atau membicarakan di belakang. Dengan membangun hubungan kerja yang sehat, kalian tidak hanya menjaga kesehatan mental sendiri, tetapi juga turut menciptakan budaya kerja yang lebih baik untuk semua.

Menjaga kesehatan mental bukanlah tugas sampingan yang bisa diabaikan begitu saja. Terutama bagi perempuan yang sering kali harus menghadapi berbagai tekanan, menjaga kestabilan emosi dan ketenangan pikiran adalah fondasi penting untuk tetap produktif, fokus, dan bahagia di tempat kerja.

Kesehatan mental yang terjaga akan membantu kalian bekerja dengan lebih jernih, mengambil keputusan dengan lebih bijak, dan menciptakan relasi yang lebih harmonis di lingkungan profesional. Jangan tunggu hingga burnout datang mengetuk, mulailah dari sekarang dengan langkah-langkah sederhana namun bermakna. Karena perempuan yang sehat secara mental, adalah perempuan yang mampu membawa perubahan besar, baik untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan di sekitarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us