Dunia kerja tidak pernah lepas dari tekanan, tuntutan, dan ekspektasi yang datang silih berganti. Terutama bagi perempuan, tantangan tersebut bisa datang dari berbagai arah, mulai dari tanggung jawab profesional, stereotip gender, hingga peran ganda yang dijalani di luar kantor. Dalam situasi seperti ini, menjaga kesehatan mental bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mutlak agar tetap bisa bekerja secara produktif dan bahagia. Sayangnya, masih banyak perempuan yang menomorduakan kondisi mental demi memenuhi target pekerjaan atau membuktikan kemampuan di hadapan rekan kerja dan atasan.
Kesehatan mental yang terganggu bisa berimbas pada segalanya: produktivitas menurun, hubungan kerja memburuk, hingga tubuh ikut merespons lewat kelelahan yang berkepanjangan. Tidak sedikit perempuan yang akhirnya mengalami burnout karena terus menekan diri sendiri dan mengabaikan tanda-tanda stres yang sudah mulai muncul. Dalam konteks ini, penting bagi perempuan untuk mulai membekali diri dengan strategi menjaga kesehatan mental, bukan hanya untuk bertahan di lingkungan kerja, tetapi juga untuk berkembang dan menemukan makna di dalamnya.
Ada lima cara praktis dan relevan yang bisa dilakukan perempuan untuk menjaga kesehatan mental di tempat kerja. Setiap poin dirancang untuk memberikan solusi nyata, mudah diterapkan, dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang. Karena menjaga kesehatan mental bukan tentang liburan sesekali, melainkan tentang kebiasaan sehari-hari yang penuh kesadaran dan perhatian terhadap diri sendiri.