Ilustrasi berkendara (freepik.com/pvproductions)
Di jalan raya, komunikasi antar pengendara sangat terbatas. Cuma ada klakson, lampu sein, dan gesture tangan - itu pun sering disalahartikan. Kamu gak bisa jelasin ke pengendara lain kenapa kamu harus buru-buru atau minta maaf kalau gak sengaja motong jalur. Keterbatasan komunikasi ini sering bikin salah paham yang berujung pada emosi negatif.
Misalnya, ada yang nyalip mendadak di depanmu. Kamu langsung mikir dia pengendara egois yang gak peduli keselamatan orang lain. Padahal bisa jadi dia lagi buru-buru ke rumah sakit atau ada urusan darurat. Sebaliknya, ketika kamu terpaksa melakukan manuver mendadak, pengendara lain mungkin beranggapan bahwa kamu ugal-ugalan. Tanpa bisa menjelaskan konteks atau niat kita yang sebenarnya, setiap tindakan di jalan rawan disalahpahami dan memicu reaksi emosional.
Menyadari alasan-alasan di balik emosi saat berkendara adalah langkah pertama untuk jadi pengendara yang lebih bijak. Ingat, semua orang di jalan punya tujuan dan masalahnya masing-masing. Jadi, mulai sekarang coba deh lebih sabar saat berkendara. Jalanan akan jadi lebih aman dan menyenangkan kalau semua pengendara bisa mengontrol emosinya dengan baik!