Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ECU suzuki gsx-s1000 (ebay.com)
Ilustrasi ECU suzuki gsx-s1000 (ebay.com)

Intinya sih...

  • Mematikan mesin motor secara mendadak setelah perjalanan jauh dapat merusak ECU
  • Aki motor dengan kualitas rendah dapat menyebabkan tegangan listrik tidak stabil dan merusak ECU
  • Modifikasi motor yang tidak sesuai standar atau menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai spesifikasi bisa memicu kerusakan pada ECU
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Electronic Control Unit atau yang dikenal sebagai ECU, merupakan pusat kendali dari sebuah motor. Komponen elektronik ini memiliki tugas untuk mengelola berbagai fungsi penting, seperti sistem pengapian, sistem injeksi bahan bakar, dan sistem keamanan. Ketika ECU mengalami kerusakan, hal ini dapat menyebabkan masalah serius pada kinerja motor, bahkan membuatnya tidak bisa menyala.

Sayangnya, banyak pengendara motor yang tanpa sadar melakukan kebiasaan yang dapat mempercepat kerusakan ECU. Lantas, kebiasaan apa saja yang bisa membuat ECU motor cepat rusak? Agar tidak dibuat pusing oleh masalah motor ini, mari kita cari tahu apa saja kebiasaan buruk yang bisa merusak ECU dan bagaimana cara menghindarinya.

1. Sering mematikan mesin secara mendadak setelah berkendara jauh

Motor kawasaki ninja (unsplash.com/Kipras Zabeliauskas)

Setelah menempuh perjalanan jauh, rasanya ingin segera mematikan mesin motor dan beristirahat. Namun, kebiasaan mematikan mesin secara tiba-tiba setelah mesin dalam kondisi panas justru dapat merusak ECU. Saat mesin dalam kondisi panas, komponen di dalamnya masih bekerja aktif untuk mendinginkan diri. Mematikan mesin secara mendadak dapat menyebabkan komponen-komponen tersebut mengalami thermal shock atau perubahan suhu secara mendadak, yang bisa berpotensi mengakibatkan kerusakan.

Selain itu, ECU juga membutuhkan waktu untuk menyimpan data terakhir sebelum mesin benar-benar mati. Mematikan mesin secara mendadak dapat mengganggu proses penyimpanan data ini dan menyebabkan kerusakan pada ECU. Oleh karena itu, sebaiknya biarkan mesin motor dalam posisi idle sebentar sebelum benar-benar dimatikan setelah perjalanan jauh.

2. Mengganti aki dengan kualitas rendah

Ilustrasi aki motor (amazon.com)

Aki merupakan komponen penting yang berfungsi sebagai sumber tenaga untuk ECU dan komponen elektronik lainnya pada motor. Menggunakan aki dengan kualitas rendah dapat menyebabkan tegangan listrik menjadi tidak stabil. Fluktuasi tegangan listrik yang sering terjadi dapat merusak komponen-komponen sensitif pada ECU.

Aki yang kualitasnya buruk juga cenderung cepat soak dan tidak bisa memberikan suplai listrik yang cukup untuk ECU. Hal ini dapat menyebabkan ECU bekerja tidak optimal dan bahkan mengalami kerusakan. Ketika aki motor sudah saatnya diganti, sebaiknya pilih aki dengan kualitas terbaik dan sesuai dengan spesifikasi motor kamu, agar sistem kelistrikan pada motor tetap berfungsi dengan normal.

3. Melakukan modifikasi yang tidak sesuai

Seorang mekanik sedang memperbaiki sepeda motor (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Modifikasi motor memang dapat menambah kesan tampilan motor menjadi lebih menarik dan terkadang membuat performa menjadi lebih baik. Namun, tidak semua modifikasi aman untuk ECU. Modifikasi yang tidak sesuai standar, seperti mengubah settingan ECU secara sembarangan atau memasang komponen aftermarket yang tidak kompatibel, dapat menyebabkan kerusakan pada ECU.

Modifikasi yang tidak tepat akan mengganggu kinerja sensor-sensor yang terhubung dengan ECU. Hal ini dapat menyebabkan ECU menerima data yang salah dan memberikan perintah yang tidak tepat pada komponen-komponen lain. Sebelum memodifikasi motor, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan mekanik yang berpengalaman dan pastikan bahwa aksesoris yang akan kamu pasang aman serta sesuai, agar tidak terjadi kerusakan pada motor dikemudian hari.

4. Tidak memperhatikan kualitas bahan bakar

Ilustrasi stasiun pengisian bahan bakar (unsplash.com/Taylor Heery)

Setiap motor memiliki spesifikasi bahan bakar yang berbeda-beda. Menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai dengan spesifikasi motor bisa memicu kerusakan pada ECU. Selain itu, bahan bakar yang kotor juga akan menyebabkan penyumbatan pada injektor dan sensor-sensor pada sistem menejemen bahan bakar.

Bahan bakar yang kotor akan menyebabkan ECU bekerja lebih keras untuk mengontrol campuran bahan bakar dan udara. Dalam jangka panjang, hal ini akan menimbulkan kerusakan pada ECU. Jadi, selalu gunakan bahan bakar dengan kualitas terbaik dan sesuaikan jenis bahan bakar yang kamu pilih dengan spesifikasi motor untuk menjaga performa motor tetap normal.

5. Terlalu sering menyalakan dan mematikan mesin dalam waktu singkat

Ilustrasi mengendarai motor (pexels.com/Ekaterina Belinskaya)

Sering menyalakan dan mematikan mesin dalam waktu singkat, misalnya saat sedang dalam kondisi jalanan macet, juga bisa menyebabkan kerusakan pada ECU. Setiap kali mesin dinyalakan, starter motor akan berputar dengan cepat untuk memutar poros engkol. Hal ini dapat menghasilkan lonjakan arus listrik yang bisa saja merusak komponen-komponen sensitif pada ECU.

Selain itu, sering menyalakan dan mematikan mesin juga dapat menyebabkan keausan pada komponen-komponen mesin lainnya, seperti busi dan ring piston. Hal ini dapat menyebabkan kinerja mesin menurun dan berdampak pada kinerja ECU. Sebaiknya hindari menyalakan dan mematikan mesin terlalu sering dalam waktu singkat.

Dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas, kamu dapat menjaga ECU motor tetap sehat dan awet. Ingatlah bahwa ECU merupakan komponen yang sangat krusial, dan kerusakan pada ECU akan mengakibatkan biaya perbaikan yang tinggi.

Editorial Team

EditorRivai