Ilustrasi sopir. pixabay/Hans
Terpisah, Bambang Widjanarko, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah saat dikonfirmasi IDN mengapresiasi langkah-langkah Hino yang berusaha mengadakan latihan bagi para sopir.
Ia menyarankan sesi pelatihan atau bimbingan teknis bagi sopir truk minimal dibagi dua tahapan. Tahap pertama untuk pembekalan secara teori. Sedangkan tahap kedua untuk praktek mengemudi di lapangan.
"Harus ada dua sesi training. Sehari teori dan praktek sehari-hari. Sebab kenyataan di lapangan memang kebanyakan human error. sopirnya tidak menguasai teknologi milik ATPM. Dan saya menyarankan sebaiknya kalau pembekalan teori terbaru satu arah. Tapi harus ada tanya saran. Pelatih bisa KNKT dan ATPM lalu sesi tanya jawab yang cair saja. Kemudian dipraktekkan gunakan unit truk paling baru," bebernya.
Pelatihan bagi sopir truk, bisa dilakukan sekali setiap semester. Ia mencontohkan kalau di Aptrindo punya anggota 100 perusahaan, maka diundang 200 sopir.
Bimtek harus diikuti oleh semua truk truk. Biar mereka bisa mengobrol dengan teman-temannya. Paling gak semester sekali diadakan bimtek. Bimtek sangat efektif untuk menekan angka kecelakaan di lalu lintas yang melibatkan truk. Karena kalau truknya menggunakan mesin truknya. Euro2 terus menggantikan Euro4 ya harus dipertanyakan lagi sopirnya. Kalah gak perlu truknya menabrak atau malah ngelontor karena sopirnya tidak bisa menguasainya," papar Bambang.