Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membeli rumah (freepik.com/pressfoto)

Intinya sih...

  • Lokasi strategis di pinggiran kota atau proyek strategis nasional dapat meningkatkan nilai properti secara signifikan dalam beberapa tahun.
  • Pastikan rumah subsidi memiliki sertifikat hak milik (SHM) dan terbebas dari masalah perizinan untuk meminimalkan risiko hukum dan memudahkan penjualan di masa depan.
  • Periksa kualitas bangunan, lingkungan sekitar, dan tren pembangunan infrastruktur untuk memastikan potensi nilai melambung tinggi dalam jangka waktu lima tahun.

Investasi properti, khususnya rumah subsidi, sering dianggap sebagai pilihan aman dengan potensi keuntungan menjanjikan. Namun, gak semua rumah subsidi bakal mengalami kenaikan nilai signifikan. Faktor lokasi, legalitas, dan perkembangan wilayah berperan besar dalam menentukan apakah properti yang dibeli bisa naik 2x lipat dalam lima tahun.

Bagi yang ingin berburu rumah subsidi sebagai aset menguntungkan, perlu strategi jitu agar gak sekadar dapat hunian, tapi juga cuan besar di masa depan. Dari analisis lokasi hingga memeriksa kualitas bangunan, berikut lima tips memilih rumah subsidi yang punya potensi nilai melambung tinggi.

1. Pilih lokasi yang masih berkembang

ilustrasi rumah area industri (commons.wikimedia.org/Jim Barton)

Lokasi adalah faktor utama yang bikin harga properti meroket. Rumah subsidi di pinggiran kota yang sedang dibangun tol atau kawasan industri baru punya peluang besar naik nilainya. Contohnya, daerah seperti Cikarang atau Karawang dulu dianggap jauh, tapi kini harganya melesat karena industrialisasi.

Selain itu, perhatikan rencana tata kota pemerintah. Daerah yang masuk dalam proyek strategis nasional, seperti ibu kota baru (IKN) atau kawasan ekonomi khusus (KEK), biasanya mengalami apresiasi harga lebih cepat. Jangan asal beli di lokasi terpencil tanpa ada tanda-tanda pembangunan, karena bisa jadi malah stagnan bertahun-tahun.

2. Pastikan legalitas properti jelas dan bebas sengketa

ilustrasi perumahan (freepik.com/bearfotos)

berbentuk SHM (Sertifikat Hak Milik) dan gak ada sengketa warisan atau klaim dari pihak lain. Properti dengan sertifikat HGB atau girik butuh proses lebih panjang untuk naik kelas. Hal ini bisa menghambat kenaikan harganya.

Selain itu, cek juga apakah rumah tersebut terbebas dari masalah perizinan, seperti bangunan liar atau tidak sesuai IMB. Properti bersertifikat lengkap lebih mudah dijual dengan harga tinggi di masa depan, karena minim risiko hukum. Jangan sampai tergiur harga murah, tapi ujung-ujungnya malah berurusan dengan masalah kepemilikan.

3. Cek kualitas bangunan dan lingkungan sekitar

ilustrasi kualitas bangungan (freepik.com/freepik)

Rumah subsidi sering dikira identik dengan kualitas rendah, padahal banyak developer yang menyediakan unit dengan konstruksi cukup baik. Periksa material bangunan, sistem sanitasi, dan struktur rumah sebelum memutuskan beli. Rumah subsidi berkualitas lebih tahan lama dan gak butuh banyak renovasi, sehingga nilai jualnya tetap terjaga.

Lingkungan sekitar juga memengaruhi harga. Perumahan subsidi yang berada di kawasan tertata rapi dengan fasilitas memadai, seperti akses jalan bagus, pasar, atau sekolah, punya daya tarik lebih tinggi. Hindari lokasi yang rawan banjir atau kumuh, karena bakal susah naik harganya meskipun bertahun-tahun.

4. Perhatikan potensi permintaan di masa depan

ilustrasi kawasan sekitar pabrik (freepik.com/evening_tao)

Rumah subsidi yang laris di pasaran biasanya berada di daerah dengan pertumbuhan penduduk tinggi atau dekat pusat pekerjaan. Misalnya, kawasan sekitar pabrik atau kampus sering dicari untuk tempat tinggal karyawan atau mahasiswa. Properti seperti ini gak hanya mudah disewakan, tapi juga harganya cepat naik karena permintaan stabil.

Selain itu, lihat tren pembangunan infrastruktur. Daerah yang bakal dilewati MRT, LRT, atau jalan tol baru biasanya mengalami lonjakan harga signifikan dalam beberapa tahun. Beli rumah subsidi di lokasi seperti ini ibarat "memetik buah" ketika proyek infrastrukturnya sudah selesai.

5. Beli di saat harga masih terjangkau tapi proyek sudah jelas

ilustrasi membeli rumah (freepik.com/pressfoto)

Timing adalah segalanya dalam investasi properti. Rumah subsidi di kawasan baru biasanya dijual dengan harga rendah di fase awal pengembangan. Namun, begitu fasilitas publik dan akses transportasi mulai terbangun, harganya langsung melambung. Jadi, beli saat proyek sudah jelas berjalan, tapi belum terlalu ramai diburu orang.

Di sisi lain, jangan terlalu cepat membeli di lokasi yang masih sekadar "janji developer". Pastikan ada bukti fisik pembangunan, seperti jalan yang sudah diaspal atau perumahan tetangga yang mulai ramai. Properti di kawasan setengah matang bisa jadi investasi bagus, asal gak terjebak iming-iming harga murah tanpa kepastian.

Memilih rumah subsidi sebagai investasi menguntungkan butuh riset matang dan kesabaran. Dengan menerapkan lima tips di atas, peluang untuk mendapatkan properti yang nilainya naik 2x lipat dalam lima tahun bakal semakin besar. Jangan lupa, investasi properti adalah permainan jangka panjang, yang penting konsisten pantau perkembangan lokasi dan kondisi pasar. Selamat berburu rumah subsidi, dan siap-siap menuai keuntungan besar di masa depan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team