API Jateng: Industri Tekstil Global Semakin Utamakan Keberlanjutan
Surakarta, IDN Times - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah menyampaikan perlunya industri tekstil di Indonesia untuk menggunakan teknologi baru dan juga lebih ramah lingkungan, agar bisa mengejar dan menembus pasar ekspor global.
Industri tekstil di Indonesia hingga Desember 2023 menurut Wakil Ketua API Jawa Tengah Liliek Setiawan masih menjadi kedua terbesar komoditas ekspor setelah minyak dan gas, jumlahnya bahkan mencapai 14,6 miliar dollar dengan tenaga kerja yang jumlahnya mencapai 4 juta pekerja. Hal tersebut dipaparkan Liliek pada kegiatan workshop Italian Textile Technology Indonesia di Hotel Alila Solo, Senin (12/11/2024).
1. Perkembangan teknologi untuk mengejar pasar ekspor

Indonesia menurut Liliek saat ini berkontribusi terhadap 1,8 persen dari kebutuhan tekstil dunia, masih di bawah jika dibandingkan Vietnam yang mensuplai 6 persen kebutuhan tekstil dunia.
Liliek mengatakan workshop Italian Textile Technology Indonesia tidak hanya memfasilitasi pertemuan B2B untuk transfer teknologi, tetapi juga membuka peluang kolaborasi strategis yang dapat menjawab tantangan industri tekstil di masa depan. "Teknologi ini tidak hanya mempercepat proses produksi, tetapi juga memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan tekstil untuk tetap relevan di pasar global yang semakin mengutamakan keberlanjutan," ujarnya.
"Kalau kita ingin mengejar pasar ekspor, kita harus mengikuti perkembangan teknologi. Pasar dunia saat ini berkembang cepat sekali," ujarnya. apalagi menurut Liliek di dalam roadmap "Making Indonesia 4.0" Textile and Apparel menjadi salah satu industri penopang.
2. Pasar global utamakan hasil industri yang diolah dengan teknologi ramah lingkungan

Italian Trade Agency, Kantor Promosi Dagang Kedutaan Besar Italia, bersama ACIMIT (Asosiasi Produsen Mesin Tekstil Italia) menyelenggarakan Workshop Italian Textile Technology Indonesia yang bertujuan untuk memperkenalkan teknologi terbaru dalam industri tekstil Italia di Indonesia.
Menurut Liliek, industri tekstil global saat ini bergeser kepada teknologi yang ramah lingkungan dan Indonesia sangat berpeluang bekerja sama dengan Italia.
3. ITA buka peluang kemitraan bisnis

Pada kegiatan ini perusahaan tekstil terkemuka dari Italia akan hadir dengan berbagai spesialisasi dalam sektor tekstil, termasuk Finishing, Dyeing, Non-Woven, Spinning, Weaving, Knitting, dan textile lab. Perusahaan ini akan memberikan workshop komprehensif yang berfokus pada penerapan teknologi mutakhir dan berkelanjutan yang dapat meningkatkan efisiensi produksi serta kualitas produk tekstil Indonesia.
Trade Commissioner dari Italian Trade Agency, Dr. Paolo Pinto, mengatakan, "Teknologi tekstil Italia menawarkan solusi digital dan otomatisasi yang dapat meningkatkan efisiensi serta mengurangi dampak lingkungan. Melalui workshop ini, kami ingin memberikan kesempatan bagi pelaku industri di Indonesia untuk merasakan langsung manfaat dari teknologi tersebut, serta membuka peluang kemitraan bisnis yang bermanfaat." katanya.