Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20251216_120958.jpg
Sejumlah sopir bajaj Maxride mengendarai kendaraannya melewati tantangan curam Sigar Bencah Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Intinya sih...

  • Bajaj Maxride menjadi andalan pengendara Gen Z dan Millenials di Semarang

  • Adi Prasetyo, sopir bajaj Maxride, mampu mendapatkan 20 orderan setiap hari dengan performa aplikasi yang ciamik

  • Bajaj Maxride juga menjadi transportasi solutif bagi pelaku UMKM dengan kemampuan membawa banyak produk secara aman

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Berada di titik elevasi yang curam tak jarang membuat pengendara motor kewalahan melewati tanjakan Sigar Bencah di Kecamatan Tembalang Semarang. Utamanya saat melintasi tikungan yang tajam.

Melihat curamnya tanjakan Sigar Bencah, para sopir bajaj Maxride pun nekat uji nyali. Salah satunya terlihat saat sesi media trip, para sopir bajaj yang membawa rombongan wartawan bertekad menerabas tanjakan Sigar Bencah menuju Undip. 

Adi Prasetyo, seorang sopir bajaj Maxride mengaku sudah empat bulan terakhir menekuni pekerjaan sebagai driver bajaj Maxride. 

Ia terbesit nyambi jadi sopir bajaj setelah melihat performa aplikasi online lainnya yang kurang bagus.

"Dari September sampai sekarang, kira-kira empat bulanan saya saban hari nyari orderan dari bajaj Maxride. Hasilnya ciamik. Hampir saban hari saya dapat 20 orderan," kata warga RT 07 Kampung Kerapu Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang Utara ini kepada IDN Times. 

Sedari pukul 08.00-16.00 sore, Adi tekun menjaring orderan bajaj Maxride di sejumlah tempat. Tak terhitung sudah banyak tempat yang ia jelajahi. Mulai Jalan Pemuda, Gayamsari, Jalan Fatmawati, Jalan Imam Bonjol hingga beberapa kali sukses menerabas banjir yang melanda Jalan dr Cipto. 

"Saya sering dapat orderan di lokasi banjir. Terakhir pas banjir besar kemarin, bajaj saya lewatkan di dr Cipto tetap ndak mogok," ujarnya. 

Adi tergolong pantang menyerah saat narik bajaj. Bahkan, keberuntungan selalu menghampiri saat jam makan siang dan jam pulang sekolah. Biasanya Adi mendapat banyak orderan dari siswa sekolah saat jam 14.00-15.00. Sejumlah mahasiswa pun kepincut naik bajaj Maxride. 

Adi juga kerap dapat orderan untuk mengantar mahasiswa Udinus, Upgris maupun USM untuk sekedar pulang ke kos. "Orderannya dari anak-anak sekolah itu rutin dapat tujuh trip setiap hari. Kalau orderan dari mahasiswa sehari dapat lima kali," katanya. 

Sifa Gesita, Marketing Manajer Maxauto Semarang mengatakan bajaj Maxride memang punya banyak konsumen dari anak sekolahan. Setiap diorder anak sekolah, bajaj bisa membawa tiga orang. 

Sedangkan untuk orderan dari mahasiswa, bajaj diklaim bisa menjangkau semua tempat tujuan.

"Para pedagang menjadi konsumen terbesar kita. Tetapi untuk anak sekolahan juga banyak yang ngorder karena tarif kita murah. Sekali jalan, mereka bisa ajak tiga temannya. Terus yang dari mahasiswa juga banyak yang pakai bajaj Maxride," akunya. 

Bajaj jadi transportasi solutif buat pelaku UMKM

Sebagai ATPM, Bajaj Maxauto punya dua jenis kendaraan bajaj. Yaitu Bajaj RE yang terkoneksi dengan aplikasi online dengan jumlah 50 orang. "Produk satunya ada bajaj Maxima untuk angkutan barang. bisa jadi transportasi solutif untuk mengirimkan barang-barang UMKM," ungkapnya. 

Regional Manajer Bajaj Maxride Semarang, Bayu Perdana bilang bajaj Maxride belakangan jadi transportasi andalan pelaku UMKM karena bisa membawa banyak produk makanan, kerajinan ras dan baju dengan cara aman. Contohnya dengan pakai bajaj bisa melindungi barang barang-barang UMKM agar tidak kena hujan. 

"Bajaj kita pelat hitam jadi bisa dipakai pelaku usaha untuk mengirimkan barang. Bisa melewati gang gang kecil yang tidak bisa dilewati mobil. Walau bodi bajaj kita kecil tapi bisa muat barang sampai 300 kilogram," ujarnya. 

Editorial Team