Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
CEO Azana Hospitality, Dicky Sumarsono. (IDN TImes/Larasati Rey)

Surakarta, IDN Times - Efisiensi anggaran pemerintah yang diterapkan melalui Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2025 membawa perubahan di berbagai sektor, termasuk industri perhotelan. Terutama pada hotel bintang 4 dan 5 yang notabene lebih dari 50 persen pasarnya berasal dari segmen pemerintah.

Mengantisipasi hal tersebut, Azana Hospitality memastikan bahwa bisnis hotel tetap stabil dan bertumbuh dengan strategi yang tepat, termasuk diversifikasi pasar, optimasi revenue per available space, dan peningkatan nilai untuk pelanggan.

1. Dampak efisiensi anggaran terhadap industri hotel

CEO Azana Hospitality, Dicky Sumarsono. (IDN TImes/Larasati Rey)

CEO Azana Hospitality, Dicky Sumarsono, menyampaikan bahwa berdasarkan pemantauan terhadap lebih dari 80 hotel dalam jaringan Azana, hanya empat hotel yang tidak mencapai target.

“Efisiensi anggaran pemerintah memang memiliki dampak, tetapi tidak sebesar yang sering dikira. Faktor lain seperti strategi pemasaran, inovasi layanan, pemahaman tentang prioritas customer saat ini, dan daya beli masyarakat juga memiliki peran penting dalam keberlanjutan bisnis hotel," ujar Dicky, Jumat (7/3/2025).

Selain itu, Dicky menambahakan kondisi pasar perhotelan di awal tahun juga dipengaruhi oleh faktor musiman. Secara historis, Januari-Februari adalah periode low season, dan pada Maret ini, bisnis hotel mengalami penyesuaian karena bertepatan dengan satu bulan penuh Ramadan.

Oleh karena itu, wajar jika tingkat okupansi terlihat lebih rendah di beberapa hotel. Meski demikian, tren ini diperkirakan akan membaik secara signifikan setelah Lebaran pada April dan seterusnya.

2. Diversifikasi pasar kunci stabilitas bisnis perhotelan

ilustrasi staff housekeeping (vecteezy.com/Andrea Piacquadio)

Lebih lanjut, Dicky menekankan bahwa pasar industri hotel tidak hanya bergantung pada pemerintah. Segmen wisatawan domestik dan mancanegara, acara korporat, serta perjalanan bisnis tetap menjadi kontributor utama dalam tingkat hunian hotel.

“Kami terus melakukan diversifikasi pasar agar tidak terlalu bergantung pada satu sektor saja," tambahnya.

Dicky juga menambahkan bahwa Azana Hospitality menerapkan strategi optimalisasi revenue dengan memperluas pangsa pasar melalui segmen korporat, leisure, dan komunitas.

“Termasuk juga melakukan optimalisasi revenue per available space yaitu dengan mengkonversi ruang-ruang kosong 'idle' menjadi venue multifungsi, misalnya untuk co-working space, office rental, wedding venue, private dining room, dan kegiatan khusus keagamaan,” jelasnya.

Di sisi digital, strategi harga yang dinamis mengikuti tren pasar, peningkatan visibilitas di Online Travel Agency (OTA) menggunakan pendekatan super agresif berupa kolaborasi dengan travel influencer dan content creator untuk memperluas jangkauan pasar, serta kampanye digital marketing terus diperkuat. Dengan langkah ini, Azana optimis dapat mempertahankan pertumbuhan positif di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.

3. Percepat pengembangan bisnis food and beverage

Ilustrasi kafe (Pixabay/Pexels)

Optimalkan circle baru, produk baru, layanan baru di bidang Food and Beverage (F&B) untuk disajikan kepada pasar baru. Seperti bisnis hampers, outside catering, membership breakfast and exclusive dining experience, private chef dinner, serta limited dining package with premium segment.

Lebih lanjut, dengan data yang ada, Azana Hospitality tetap optimis bahwa industri perhotelan bisa bertahan dan berkembang dengan strategi yang tepat.

“Kami akan terus beradaptasi, fokus pada market shifting, revenue diversification, dan efisiensi operasional, memperkuat kualitas layanan, menambahkan nilai di experience untuk pelanggan serta menjalin kemitraan dengan berbagai pihak agar bisa menghadirkan pengalaman terbaik bagi para tamu," pungkas Dicky.

Editorial Team