Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kantor BPK Jateng di Pudakpayung Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Kantor BPK Jateng di Pudakpayung Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Intinya sih...

  • BPK Jateng memeriksa 7 obyek anggaran milik Pemprov Jateng tahun 2024-2025

  • Pemeriksaan termasuk kepatuhan pengelolaan pajak, operasional RSUD, Bank Jateng, dan upaya meningkatkan ketahanan pangan

  • Gubernur Ahmad Luthfi menyatakan pemeriksaan ini menguntungkan untuk kesehatan organisasi dan perspektif luar lebih tepat dalam memberikan rekomendasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Tengah memeriksa sejumlah obyek penggunaan anggaran milik Pemprov Jateng selama tahun 2024 sampai Triwulan III 2025.

 

1. BPK Jateng audit perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

Rakor pembahasan audit keuangan daerah Pemprov Jateng antara Gubernur Jateng dengan Kepala Perwakilan BPK Jateng. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Kepala Perwakilan BPK Jawa Tengah, Ahmad Luthfi Rahmatullah mengatakan pemeriksaan merupakan tindak lanjut dari pemeriksaan pendahuluan yang sudah dilakukan selama September 2025. 

Sasaran atau lingkup pemeriksaannya adalah kegiatan yang berasal dari anggaran tahun 2024 dan 2025 sampai triwulan III.

"Tujuannya untuk menilai tingkat kepatuhan dan efektivitas kinerja dari tujuh tema tersebut. Materi pemeriksaannya mulai dari sisi perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasinya," tuturnya di sela pertemuan atau entry meeting dengan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi di Gubernuran Semarang, Senin (13/10/2025).

2. Daftar tujuh penggunaan anggaran yang diperiksa BPK Jateng

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi bersama Sekda Jateng Sumarno dan Kepala Perwakilan BPK Jateng Ahmad Luthfi Rahmatullah menggelar pertemuan untuk membahas audit keuangan daerah Pemprov Jateng. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Ia juga bilang pemeriksaan kinerja atas upaya meningkatkan ketahanan pangan merupakan pemeriksaan tematik BPK yang dilakukan di seluruh provinsi.

Dalam pemeriksaan tersebut akan dilihat secara kelembagaan apakah di Pemprov Jateng dengan kabupaten/kota di bawahnya sudah memiliki kebijakan yang cukup komprehensif untuk mendukung program ketahanan pangan.

Sebagai informasi, BPK wilayah Jateng melakukan pemeriksaan kepatuhan dan kinerja terkait terkait tujuh objek/tema di lingkungan Pemprov Jateng. Meliputi kepatuhan atas pengelolaan pajak dan retribusi daerah, pengelolaan barang atau aset milik daerah, pengadaan barang dan jasa, operasional pelayanan kesehatan pada RSUD dr Moewardi dan RSUD Prof dr Margono Soekarjo, operasional Bank Jateng, dan operasional PT BPR BKK Jateng (Perseroda). Kemudian pemeriksaan kinerja atas upaya Pemprov Jateng dalam meningkatkan ketahanan pangan.

3. Ahmad Luthfi: Pemeriksaan ini menguntungkan

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi berjabat tangan dengan Kepala Perwakilan BPK Jateng Ahmad Luthfi Rahmatullah. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Menurut Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, organisasi di lingkungan Pemprov Jateng termasuk BUMD adalah motor dalam pembangunan wilayah. Maka, kinerjanya harus baik. 

"Pemeriksaan ini menguntungkan, karena kita cepat tahu apa yang harus dilakukan terkait keuangan, kinerja, dan sebagainya," kata pensiunan polisi bintang tiga tersebut. 

"Pemeriksaan ini objek dan materinya jelas, artinya Pemprov Jateng harus mendukung, karena ini untuk kesehatan organisasi," tambahnya. 

4. Pemeriksaan dari luar lebih tepat karena perspektifnya berbeda

Sekda Jateng Sumarno bersama perwakilan Kemenag saat hadir di acara rakor Hotel Candi Indah Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sekda Jateng Sumarno menyampaikan pemeriksaan dari BPK merupakan bentuk assessment di luar internal pemerintahan. Hal ini untuk menilai hal-hal yang sudah dilakukan oleh Pemprov Jateng sudah benar atau belum. 

Untuk itu, Sumarno meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan BUMD yang menjadi objek pemeriksaan, agar memberikan data apa adanya, agar simpulan dari BPK dapat memberikan rekomendasi sesuai dengan kondisi sebenarnya. 

"Assessment dari luar akan lebih cermat, karena perspektifnya berbeda. Itu akan menjadi bagian untuk melakukan perbaikan," ujarnya. 

Editorial Team