ilustrasi ikan kakap (unsplash.com/@supardisign)
Direktur Fisheries Resource Center of Indonesia (FRCI) Rekam, Heidi Retnoningtyas menyampaikan, buku dan laporan diharapkan bisa menjadi landasan pengambilan keputusan oleh pemerintah.
“Ini bagian dari dukungan ilmiah mitra dalam memperkuat tata kelola perikanan berkelanjutan di Indonesia. Basis data kuat akan menghasilkan kebijakan yang tepat sasaran,” ujarnya.
Hal tersebut diamini Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP, Syahril Abd. Rauf. Ia menyebut bahwa informasi hasil kajian sangat penting dalam pelaksanaan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota.
“Data potensi stok, estimasi tangkapan yang diperbolehkan, serta tingkat pemanfaatannya merupakan instrumen kunci dalam implementasi PIT,” jelas Syahril.
Peluncuran buku dan laporan itu sejalan dengan tema besar ICMMBT 2025, yakni Blue Food Nexus: Harnessing Solutions for Global Food Security and Ocean Health. YKAN, Rekam, dan mitra lainnya menegaskan komitmennya untuk terus mendorong transformasi pangan biru yang inklusif dan berbasis ilmu pengetahuan.
Langkah tersebut diyakini akan memberikan dampak besar tidak hanya pada konservasi sumber daya laut, tetapi juga pada keadilan ekonomi, terutama bagi nelayan skala kecil dan pelaku perikanan di wilayah pesisir Indonesia.
Dengan kehadiran buku Kakap di Indonesia dan kajian stok yang berbasis data jangka panjang, Indonesia semakin siap menghadapi tantangan dalam pengelolaan perikanan secara modern dan berkelanjutan.