Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dampak Efisiensi, Sektor Perhotelan Nasional Turun 40 Persen

Jumpa pers Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV IHGMA yang berlangsung di The Sunan Hotel, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)
Jumpa pers Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV IHGMA yang berlangsung di The Sunan Hotel, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)
Intinya sih...
  • Hampir seluruh hotel di Indonesia alami penurunan hingga 40% okupansi kamar pada bulan Maret 2025
  • Pemotongan anggaran pemerintah menjadi ancaman nyata terhadap keberlangsungan operasional hotel, dengan potensi gelombang PHK massal
  • Rapat Kerja Nasional IHGMA di Solo mengusung tema "Upgrade, Upscale, Unstoppable" untuk menyatukan visi dan semangat General Manager hotel di Indonesia

Surakarta, IDN Times - Sektor perhotelan menjadi salah satu yang berdampak langsung terhadap efisiensi anggaran pemerintah. Tak tanggung-tanggung, adanya efisien itu membuat beberapa hotel tutup hingga  pengurangan jam kerja. Isu tersebut akan menjadi bahasan utama dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV IHGMA yang berlangsung di The Sunan Hotel, Solo, pada 26--28 April 2025.

1. Terancam PHK massal

ilustrasi seseorang di PHK (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi seseorang di PHK (pexels.com/RDNE Stock project)

Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), I Gede Arya Pering Arimbawa mengatakan, jika pemotongan anggaran dari pemerintah menimbulkan kekhawatiran mendalam, terutama terhadap keberlangsungan operasional hotel-hotel, khususnya di daerah-daerah yang sangat bergantung pada kunjungan instansi pemerintah. Dampak yang nyata sudah dirasakan oleh hotel-hotel yang berada di daerah Jakarta dan Bogor.

“Sekarang ini yang sangat menantang bagi kami insan perhotelan, dengan kebijakan pemerintah yang memberikan dampak langsung di bisnis perhotelan secara global serta perang daggang antar Negara yang semakin mempersulit. Untuk itu persatuan, perubahan, dukungan baik intrenal maupun external dalam hal ini dukungan pemerintah serta relaksasi untuk perhotelan adalah sangat di perlukan,” jelasnya.

Menurut I Gede Arya, ancaman nyata pemutusan hubungan kerja (PHK) akan terjadi jika pemerintah tidak serius menangani hal itu.

“Dikhawatirkan akan memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor perhotelan serta potensi penutupan hotel yang tidak mampu bertahan, ujarnya.

“Situasi ini tentu akan berdampak langsung terhadap penghidupan ribuan karyawan hotel serta ekosistem pariwisata secara keseluruhan dari pemasok, pelaku UMKM, hingga masyarakat sekitar yang menggantungkan harapan pada sektor ini,” sambungnya.

2. Penurunan hunian kamar hingga 40 persen

Jumpa pers Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV IHGMA yang berlangsung di The Sunan Hotel, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)
Jumpa pers Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV IHGMA yang berlangsung di The Sunan Hotel, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Dikesempatan yang sama, Sekjen DPP IHGMA Nawawi Halik mengakui setelah diberlakukannya aturan efisiensi anggaran perjalanan dinas pemerintah, banyak hotel mengalamipenurunan okupansi yang signifikan.

Berdasarkan survei yang dilakukan internalnya, seluruh hotel di Indonesia terdampak dimana tingkat hunian atau occupansy turun di bulan Maret 2025 yakni sebesar 29 persen.

Yang terbesar terjadi di Jakarta dan Jawa Barat  dengan penurunan hunian kamar sebesar 39 persen di Jakarta dan 34 persen di Jawa Barat. Hal yang sama juga terjadi di Yogyakarta yang mengalami penurunan hingga 40 persen.

“Kondisi seperti ini terjadi di hampir seluruh hotel-hotel di Indonesia, jika tidak segera ditangani akan terjadi gelombang PHK massal,” jelasnya. Saat ini, hotel-hotel mensiasati adanya penurunan omset dengan mengurangi waktu jam kerja karyawannya.

3. Rakernas di gelar di Solo

Potret Masjid Raya Sheikh Zayed Solo (IDN Times/Naufal Al Rahman)
Potret Masjid Raya Sheikh Zayed Solo (IDN Times/Naufal Al Rahman)

Rakernas IHGMA di Solo mengusung tema Upgrade, Upscale, Unstoppable,” acara tersebut akan menjadi wadah strategis untuk menyatukan visi dan semangat seluruh General Manager hotel di Indonesia dalam menghadapi tantangan industri perhotelan yang semakin dinamis.

Ketua Panitia Retno Wulandari mengatakan jika acara IGHMA baru pertama kali digelar di kota madya, biasanya acara digelar di Ibu Kota provinsi. Solo sendiri dipilih menjadi karena merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia. Selain Rakernas, peserta juga akan diajak berkeliling Kota Solo menikmati wisata di Masjid Syeikh Zayed dan Kampung Batik Kauman.

“Kami percaya bahwa dengan sinergi kuat antara pemerintah dan pelaku industri, sektor perhotelan Indonesia akan mampubertahan dan bahkan bangkit lebih kuat, sejalan dengan semangat Rakernas IV kami: "Membangun SDM Unggul untuk Pariwisata Berdaya Saing Global,” jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
Larasati Rey
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us