Produk pelumas enduro siap dipasarkan usai diproduksi di pabrik Unit Produksi Jakarta (PUJ) PT Pertamina Lubricant di Jakarta, Kamis (13/6/2024). (IDN Times/Dhana Kencana)
Jalan menuju inovasi itu tidak mudah. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya regulasi dan standar Global yang mengatur pelumas untuk kendaraan listrik. Hal itu memaksa Pertamina Lubricants untuk melakukan pengujian dan eksperimen mandiri untuk memastikan bahwa produk mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan teknis EV, tetapi juga aman dan efisien.
Tantangan lain yang dihadapi industri pelumas di era EV adalah persepsi konsumen. Banyak yang beranggapan jika kendaraan listrik sama sekali tidak membutuhkan pelumas. Hal tersebut menjadi tugas bersama bagi produsen pelumas untuk mengedukasi pasar tentang peran penting pelumas dalam menjaga kinerja optimal kendaraan listrik.
Dody menyebutkan, Pertamina Lubricants, sebagai pemimpin pasar, memiliki tanggung jawab besar dalam upaya edukasi tersebut. Perusahaan plat merah itu tidak hanya harus berinovasi dalam produk, tetapi juga dalam strategi komunikasi dan pemasaran untuk menjangkau konsumen dengan informasi yang akurat dan relevan.
Suasana pabrik Unit Produksi Jakarta (PUJ) PT Pertamina Lubricant di Jakarta, Kamis (13/6/2024). (IDN Times/Dhana Kencana)
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, masa depan industri pelumas di era kendaraan listrik tidak suram. Justru sebaliknya, era tersebut membuka peluang baru bagi inovasi dan pertumbuhan.
Permintaan pelumas khusus untuk EV diperkirakan akan meningkat siginifikan karena membutuhkan pelumas yang bersifat dielektrik dan termal yang lebih baik untuk mendukung komponen kendaraan listrik.
Menurut laporan terbaru tahun 2024 dari Grand View Research, pasar Global untuk pelumas kendaraan listrik diproyeksikan akan mencapai nilai $4.028,7 juta pada tahun 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (Compound Annual Growth Rate atau CAGR) sebesar 28,6 persen dari 2024—2030.
Di Indonesia sendiri, meskipun penetrasi kendaraan listrik masih rendah, pemerintah terus mendorong adopsi EV melalui berbagai insentif dan kebijakan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sebanyak 15 juta kendaraan listrik, dengan rincian 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik beredar di Indonesia di tahun 2030. Target itu memberikan gambaran jelas tentang potensi pasar yang besar bagi pelumas khusus EV di masa depan.
Pertamina Lubricants, dengan pengalaman panjang dan keunggulan teknologi yang dimiliki, berpotensi tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi pemain kunci dalam ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Kuncinya ada pada kecepatan beradaptasi dan keberanian berinovasi melampaui zona nyaman bisnis konvensional.
Transisi menuju kendaraan listrik menjadi sebuah keniscayaan, namun prosesnya akan berlangsung bertahap. Situasi itu memberikan waktu bagi industri pelumas untuk beradaptasi dan bertransformasi.
Harapannya, dalam beberapa tahun ke depan, dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik, inovasi dalam produk pelumas akan terus berkembang, membawa industri otomotif ke masa depan yang lebih hijau dan efisien. Pertamina Lubricants, dengan pendekatan proaktifnya, akan tetap menjadi salah satu pemain kunci dalam evolusi tersebut.