IDN Times/Hana Adi Perdana
Menurut dia, penggunaan energi fosil, terutama batu bara, sampai saat ini terbukti lebih murah apalagi Indonesia memiliki cadangan batu bara untuk kebutuhan hingga 60
tahun.
Saat ini menurutnya produksi batu bara Indonesia setiap tahun sekitar 600 juta ton, 140 juta ton dikonsumsi dalam negeri dan sisanya diekspor.
Belajar dari pengalaman negara maju yang sebelumnya berkomitmen menerapkan EBT dan pada akhirnya kembali menggunakan energi fosil, Indonesia menurut Komeidi jauh belum siap jika harus menerapkannya dalam waktu dekat.
Disebutkannya saat ini kebijakan yang mesti dilakukan pemerintah yakni kebijakan EBT terus dijalankan, namun tidak meniadakan keberadaan sumber energi berbahan fosil. "EBT sifatnya komplementer, bukan meniadakan energi berbahan fosil," katanya.
"Jangan sampai euforia EBT menjadikan energi fosil telantar gara-gara kita belum siap. Dua-duanya harus jalan, tidak bisa saling meniadakan," katanya.