Semarang, IDN Times - Kondisi perekonomian di masa efisiensi anggaran tidak berdampak pada permintaan bahan bangunan. Sepanjang tahun 2025, sejumlah pelaku industri material bangunan mengaku daya beli konsumen stabil.
Ekonomi Tertekan Tak Berdampak pada Permintaan Bahan Bangunan

Intinya sih...
Ekonomi tertekan tidak berdampak pada permintaan bahan bangunan.
Pelaku industri material bangunan menyatakan daya beli konsumen stabil sepanjang tahun 2025.
Kondisi perekonomian efisiensi anggaran tidak mempengaruhi permintaan bahan bangunan.
1. Pabrikan kaca olahan buka pasar lewat ekspor
Hal itu disampaikan mereka pada acara ConNext yang diselenggarakan Principle Collective Network (PCN) Indonesia di Semarang, Kamis (4/12/2025). Kegiatan itu mempertemukan para prinsipal building material dengan para arsitek, desainer interior, dan kontraktor.
Menurut Project Specifier PT. Multi Arthamas Glass Industry (MAGI), Lidia, permintaan prosesor kaca atau kaca olahan untuk pembangunan gedung dan infrastruktur masih stabil.
‘’Permintaan konsumen terhadap produk kami rata-rata masih stabil sepanjang tahun 2025 ini. Meskipun, ekonomi sedang lemah, bagi kami dampaknya tidak terlalu besar,’’ ujarnya saat ditemui di acara ConNext.
PT. MAGI sendiri memproduksi berbagai produk kaca olahan yang mendukung pembangunan fasad gedung, high risk building, interior dan kaca custom dari konsumen.
‘’Produk kaca dari pabrik kami juga dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan. Kami bekerjasama dengan pengembang perumahan. Selain itu, produk kami juga dijual secara ritel dan ekspor ke pasar Asia dan Amerika,’’ kata Lidia.
2. Penjualan pintu PVC dan UPVC masih laris
Begitupun, PT Bumimas Multikarya Perkasa produsen bahan bangunan pintu berbahan PVC dan UPVC merek Platinum. Manajer PT Bumimas Multikarya Perkasa, Tika Sari mengaku, permintaan material bangunan sepanjang tahun 2025 masih stabil.
"Permintaan masih kontinyu. Pintu kami masih menjadi produk paling laris, terutama UPVC yang menyumbang sekitar 65 persen penjualan. Konsumen sekarang lebih memilih produk yang tahan lama," tuturnya.
Untuk mendongkrak penjualan, produsen bekerjasama dengan pengembang perumahan untuk menyiapkan program bundling pintu, jendela, hingga panel interior sebagai material pembangunan rumah.
"Kami optimistis tahun 2026 pasar masih stabil, maka itu kami berupaya untuk memperluas pasar dan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak,’’ kata Tika.
3. Inovasi material dongkrak penjualan
Kemudian, Direktur Fentura Windows Asia, Herry Agung Saryono mengatakan, inovasi material sangat mendongkrak penjualan bahan bangunan.
‘’Seperti hadirnya material sintetis berteknologi tinggi yang bisa menggantikan batu alam. Bahan tersebut makin diminati konsumen karena lebih awet dan mudah perawatannya,’’ ujarnya.
Menurut Herry, permintaan bahan bangunan dengan merek Flexi Tile ini terus meningkat seiring banyak dibukanya kafe, atau digunakan untuk interior rumah dan gedung.
Sementara pada acara ConNext yang diselenggarakan di Semarang ini, menghadirkan sebanyak 13 prinsipal dan menampilkan portofolio produk yang beragam mencakup material arsitektur, interior, hingga sistem pendukung konstruksi.
Creative Director Principle Collective Network (PCN) Indonesia sekaligus Founder Imajiwaktu, Louis Lie menyampaikan, meski sedikit terdampak perekonomian yang lesu tahun 2025 ini, tapi pasar industri material bangunan masih bisa tumbuh atau minimal stabil.
4. ConNext buka ruang interaksi buyer dan seller
"Kalau dibilang melambat, iya. Namun pasarnya masih ada, karena Indonesia masih terus membangun. Di setiap kota masih ada pembangunan," ungkapnya.
Menurut dia, segmen ke atas menjadi penyangga utama industri di tengah tekanan ekonomi. Pasar ini relatif lebih stabil, karena tidak terlalu terdampak fluktuasi ekonomi. Kemudian, pelaku usaha atau pabrikan juga tetap melakukan promosi dan kerjasama dengan berbagai pihak agar produk mereka eksis di pasaran.
"Pabrik tak henti berinovasi membuat produk dan melakukan promosi agar barangnya laku. Salah satunya yang mengikuti event ConNext ini. Mereka bisa langsung bertemu arsitek, desainer interior, dan kontraktor dalam format pertemuan informal ini,’’ tandasnya.
Adapun, ConNext yang dijembatani PCN Indonesia mampu membuka ruang interaksi secara langsung bagi seller untuk memperkenalkan rangkaian produk dan solusi terbaru kepada buyer yang akan memanfaatkan produk material bangunan.