Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Ekspor (Dok. IDN Times)
Ilustrasi Ekspor (Dok. IDN Times)

Intinya sih...

  • Nilai ekspor Jawa Tengah tumbuh 11,48 persen secara tahunan pada Oktober 2025.

  • Sektor industri pengolahan masih menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekspor.

  • Amerika Serikat menjadi tujuan utama ekspor Jawa Tengah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Nilai ekspor Jawa Tengah pada bulan Oktober 2025 tumbuh hingga mencapai 11,48 persen secara tahunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor industri pengolahan masih menyumbang pertumbuhan ekspor. 


1. Nilai ekspor Januari-Oktober 2025 naik 9,18 persen

Ilustrasi ekspor-impor. (Dok. Kementerian Keuangan)

Secara kumulatif, nilai ekspor Jateng pada Januari–Oktober 2025 sebesar 10.312,91 juta Dolar AS atau naik 9,18 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Peningkatan ekspor pada Januari–Oktober 2025 itu disebabkan oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 11,29 persen dari 9.083,74 juta Dolar AS menjadi 10.109,58 juta Dolar AS.

Sedangkan, ekspor migas turun sebesar 43,80 persen, yaitu dari 361,83 juta Dolar AS menjadi 203,34 juta Dolar AS. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak.

Plt. Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, sektor industri pengolahan masih menjadi penyumbang utama kenaikan nilai ekspor, yakni sebesar 12,96 persen secara tahunan.

‘’Kemudian, berdasarkan komoditas nilai ekspor nonmigas Januari–Oktober 2025, sebagian besar komoditas mengalami peningkatan nilai ekspor dibanding periode sama tahun sebelumnya. Peningkatan tertinggi pada berbagai produk kimia (151,23 persen),’’ ungkapnya, Selasa (2/12/2025).

2. Ekspor pakaian alami penurunan

ilustrasi pabrik garmen (pexels.com/EqualStock IN)

Selanjutnya, komoditas lain yang juga mengalami peningkatan adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya (45,35 persen); mainan, permainan dan keperluan olahraga (163,90 persen); alas kaki (12,58 persen); kayu dan barang dari kayu naik (7,27 persen); pakaian dan aksesori rajutan (2,92 persen); barang dari kulit samak (4,53 persen); dan ikan, krustasea, dan moluska (14,50 persen).

‘’Dari 10 komoditas ekspor yang naik, ada sejumlah komoditas yang mengalami penurunan adalah pakaian dan aksesori bukan rajutan (11,06 persen) dan perabotan, lampu, dan alat penerangan (4,26 persen),’’ jelas Endang.

Sementara, Amerika Serikat masih menjadi negara utama tujuan ekspor nonmigas Jateng, disusul Jepang, China, Belanda, serta negara-negara lain.

Dari sisi impor, pada Oktober 2025 Jateng telah mendatangkan barang impor senilai 1.344,87 Dolar AS seperti barang-barang modal, bahan baku penolong, dan barang konsumsi. Secara kumulatif, Januari-Oktober 2025 total nilai impor Jateng mencapai 12.015,45 juta Dolar AS atau turun 4,86 persen secara tahunan.

3. Impor dari China ke Jateng sumbang 60,10 persen

ilustrasi impor barang (pexels.com/Chanaka)

Endang menambahkan, China masih menjadi negara asal impor dengan kontribusi hingga 60,10 persen dari keseluruhan nilai impor Jateng.

‘’Mesin peralatan mekanik, mesin peralatan elektrik, serta plastik menjadi tiga komoditas dengan nilai impor terbesar yang dicatat Jateng. Secara keseluruhan, neraca perdagangan Jateng hingga Oktober 2025 masih mengalami defisit,’’ tandasnya.

Editorial Team