Ekspor Terbesar, UMKM Sepatu dan Garmen Jateng Kena Dampak Aturan Trump

Intinya sih...
- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan dampak peraturan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan dirasakan para pelaku usaha garmen dan sepatu di wilayahnya.
- Total nilai ekspor ke Amerika mencapai 893,59 Dollar Amerika dalam waktu Januari-Februari 2025, dengan kontribusi hampir 46,26 persen dari pendapatan pasar ekspor Jawa Tengah.
- Sudjarwanto Dwiatmoko mengungkapkan bahwa pihaknya akan berembug dengan para eksportir guna mencari celah pasar ekspor diluar Amerika, terutama ke Uni Eropa dan negara-negara ASEAN.
Semarang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan dampak dari peraturan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan dirasakan para pelaku usaha garmen dan sepatu di wilayahnya. Pasalnya, kontribusi dua produk tersebut untuk pasar ekspor ke Amerika tergolong cukup besar.
1. Nilai ekspor ke Amerika capai 893,59 persen
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng, Sudjarwanto Dwiatmoko mengatakan hanya dalam waktu Januari-Februari 2025, total nilai ekspor ke Amerika mencapai 893,59 Dollar Amerika atau berkobtribusi hampir 46,26 persen dari pendapatan pasar ekspor Jawa Tengah.
"Pertama Jateng memandang Amerika menerima ekspor kita cukup besar. Ini karena kegiatan ekspor kita ke Amerika Serikat itu hampir 46,26 persennya sendiri. Artinya produk kita cukup diterima oleh warga di sana," ungkap Sudjarwanto kepada IDN Times, Rabu (9/4/2025).
2. Daftar produk yang terdampak aturan Trump
Hanya dalam waktu dua bulan terakhir, katanya tercatat nilai ekspor ke Amerika Serikat mencapai 893,59 Dollar Amerika. Untuk produk garmen mencakup pakaian rajutan, pakaian jadi dan sejenisnya berkontribusi 26 persen dari total nilai ekspor Jawa Tengah.
Sementara ekspor produk penyamaan kulit mencakup sepatu dan alas kaki berkontribusi lebih dari 29 persen.
"Tentu dampak kebijakan Presiden Trump ini mempengaruhi sektor industri garmen, sepatu dan alas kaki. Apalagi mereka bagian dari kelompok ekonomi kecil menengah," paparnya.
3. Produk impor Amerika yang masuk Jateng cuma 10 persen
Justru menurutnya kontribusi produk impor asal Amerika yang dikirim ke Jawa Tengah tergolong kecil bahkan hanya sepersepuluh dari nilai ekspor.
"Sementara produk impor Amerika yang diterima Jateng itu sekitar 10 persennya. Perbandingannya hanya sepersepuluhnya dari ekspor. Dalam catatan kami di periode Januari-Februari nilai impor produk Amerika ke Jateng sekitar 6,82 persen atau senilai 90,027 Dollar," terangnya.
Adapun produk impor asal Amerika yang terbanyak yaitu komponen mesin kereta api dan bagian-bagiannya, biji dan buah mengandung minyak, kedelai serta alat jasa dan industri makanan.
4. Ada resiko PHK dan penghentian produksi
Oleh sebab itulah, pihaknya mengharapkan negosiasi yang dibangun pemerintah pusat dengan pemerintah Amerika membuahkan hasil. Sebab hasil negosiasi akan menjadi suatu yang penting.
"Kalau kita lihat dampaknya, dari ekspor pakaian dan aksesoris, para industriawan kesulitan melempar produknya ke sana (Amerika), maka harus hati-hati tentang kelanjutan usahanya. Artinya ada potensi penundaan produksi dan ancaman PHK karyawan. Tapi itu masih kami prediksi," sambungnya.
5. Pasar ekspor ASEAN dan Eropa terbuka lebar
Lebih jauh, pihaknya dalam waktu dekat akan berembug dengan para eksportir guna mencari celah pasar ekspor diluar Amerika. Sejauh ini pihaknya memperkirakan peluang pasar ekspor yang terbuka lebar yakni ke Uni Eropa dan negara negara ASEAN.
Jawa Tengah baru mencatatkan prosentase ekspor ke ASEAN kisaran 7,12 persen. Untuk ekspor ke Uni Eropa prosentasenya baru 11,88 persen.
"Kita masih bisa mendobrak pasar ke ASEAN dan Uni Eropa untuk produk kita. Makanya kita ingin bertemu sam mereka yang orientasinya ke Amerika untuk mencari cara menjajaki potensi pasar diluar Amerika. Karena yang masih terbuka pangsa pasarnya itu di ASEAN dan Eropa. Di ASEAN itu perbandingannya sharenya masih angka 7,12 persen. Kalau pasarnya Eropa itu baru 11,88 persen," tutur Sudjarwanto.