Semarang, IDN Times - Tren pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, porsi penggunaan gas bumi untuk konsumsi dalam negeri pada tahun 2023 mencapai 68,2 persen, lebih besar dibandingkan untuk ekspor. Adapun, realisasi penyaluran gas bumi untuk domestik sebesar 3.745 BBTUD (Billion British Thermal Unit Per Day) pada periode tersebut.
Salah satu sektor yang turut berkontribusi dalam peningkatan konsumsi gas bumi domestik adalah industri perhotelan. Beberapa hotel berbintang di Yogyakarta dan Semarang telah beralih menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar pengganti elpiji atau liquefied petroleum gas (LPG).
Di Yogyakarta, Hotel Porta Ambarrukmo telah menggunakan gas bumi sejak awal tahun 2023 untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya. Penggunaan gas bumi membuat hotel yang berlokasi di Jalan Colombo 7 Sleman Yogyakarta tersebut menghemat biaya operasional hingga 30 persen dibandingkan menggunakan LPG.
Cluster General Manager Hotel Porta Ambarrukmo, Aris Retnowati mengatakan, sebelumnya pihaknya menggunakan LPG 50 kilogram (kg) untuk memenuhi proses operasional hotel. Tetapi, sekarang sudah beralih menggunakan gas bumi dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dengan volume kontrak 50–1.000 meter kubik (m³), yang rata-rata pemakaian mencapai 900 m³ per bulan.
IDN Times menghitung efisiensi dan penghematan dari data tersebut, menggunakan asumsi harga gas bumi Rp10 ribu per m³ dan harga LPG 50 kg Rp187.674 per tabung. Hasilnya, penggunaan gas bumi oleh Hotel Porta Ambarrukmo menghasilkan penghematan sebesar mencapai Rp5.630.868 per bulan atau Rp67.583.326 dalam satu tahun dibandingkan dengan penggunaan LPG 50 kg.
“Kami akan melanjutkan kerja sama dengan PGN pada tahun 2024—setelah dimulai pada 2023—dengan program Gas In. Harapannya, kerja sama ini terus berlanjut karena berdampak positif (bagi internal dan eksternal),” kata Aris, Kamis (29/2/2024).
Program Gas In merupakan inisiatif PGN untuk menyediakan gas bumi kepada hotel sebagai sumber energi utama. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional hotel dengan menggunakan gas bumi sebagai pengganti bahan bakar lain sehingga bisa berdampak positif bagi lingkungan.