Kemacetan lalu lintas di Jalan Gatot Soebroto (IDN Times/Sunariyah)
Laporan ISMO 2025 menggarisbawahi pentingnya implementasi strategi ASI secara terpadu dan konsisten. Pendekatan itu dinilai mampu menekan emisi sektor transportasi secara signifikan, bahkan hingga 76 persen, dari 561 juta ton setara karbon dioksida menjadi 117 juta ton pada 2060.
Angka tersebut menunjukkan potensi luar biasa dalam upaya dekarbonisasi sektor transportasi nasional. Perlu dicatat, 24 persen emisi tersisa berasal dari transportasi barang yang belum menjadi fokus intervensi khusus dalam kajian itu, sebagai berikut:
Strategi yang berfokus pada pengembangan kota yang terintegrasi dengan transportasi publik atau dikenal sebagai Transit Oriented Development (TOD). Dengan TOD, jarak dan waktu tempuh dapat diperpendek, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Selain itu, manajemen perjalanan (Traffic Demand Management/TDM) melalui kombinasi kebijakan hari bebas kendaraan, sistem ganjil-genap, congestion pricing, dan kebijakan kerja dari rumah (WFH) juga menjadi bagian penting dari pendekatan ini. TDM bertujuan untuk mengurangi volume lalu lintas dan mendorong masyarakat beralih ke moda transportasi yang lebih efisien.
Pendekatan yang menekankan pada perluasan dan peningkatan layanan transportasi publik. Peningkatan pangsa transportasi umum hingga 40 persen diproyeksikan berkontribusi paling besar dalam pengurangan emisi, dengan potensi mencapai 101 juta ton. Contoh konkretnya adalah mendorong perluasan dan peningkatan layanan bus raya terpadu seperti TransJakarta.
Upaya tersebut diperkuat melalui skema pembelian layanan Buy The Service (BTS) yang menjamin standar layanan minimum dan tarif terjangkau, yang sejauh ini telah menunjukkan hasil positif. IESR juga menekankan perlunya perluasan infrastruktur transportasi di luar Pulau Jawa untuk mengurangi ketimpangan akses, misalnya dengan memperluas jaringan kereta dan bus raya terpadu di kota-kota lain.
Strategi tersebut berfokus pada adopsi teknologi yang lebih bersih dan efisien. Adopsi kendaraan listrik menjadi salah satu pilar utama, dengan proyeksi penurunan emisi hingga 210 juta ton pada tahun 2060 jika 66 juta mobil dan 143 juta motor listrik berhasil diadopsi.
Untuk mencapai target itu, IESR merekomendasikan pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, serta kepastian kebijakan jangka panjang. Diversifikasi pasar dan produsen kendaraan listrik juga penting untuk meningkatkan persaingan dan menurunkan harga.
Selain itu, peningkatan standar bahan bakar, seperti adopsi standar EURO IV, perlu dilakukan untuk menekan emisi dari kendaraan konvensional.