Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250625-WA0009.jpg
Proses pengeringan garam pasca dipanen petambak Kabupaten Pati dikerjakan menggunakan mesin di dalam gudang. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Intinya sih...

  • Peningkatan kualitas garam lokal di Pati

  • Penyerapan garam lokal untuk menjaga stabilitas harga

  • SPJT berjanji menyerap semua garam lokal di Pati

Semarang, IDN Times - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov Jateng PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) melakukan penyerapan produksi garam dari petambak Kabupaten Pati sebanyak 30.000 ton per tahun. Di dalam gudang yang mulai beroperasi Juni 2025 tersebut, SPJT mengolah garam sebanyak 25.000 ton per tahun.

1. Jadi bagian hilirisasi pengolahan garam

Seorang pekerja dari PT SPJT saat mengerjakan pemilahan garam dari petambak garam Kabupaten Pati. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Sekda Jateng Sumarno, mengatakan, Pati menjadi daerah penghasil garam terbesar kedua di Indonesia setelah Madura. Jumlahnya mencapai 150 ribu ton per tahun. 

Namun kualitas yang biasa atau tak memenuhi stabdar Natrium Klorida (NAcl) untuk garam industri. Guna meningkatkan NAcl maka garam dari petani perlu dioleh lagi oleh pabrik, sehingga sesuai standar yang dibutuhkan industri. Garam sangat dibutuhkan banyak industri, seperti pakan ternak, kosmetik, farmasi dan tskstil.

"Pabrik garam industri SPJT ini bagian dari hilirisasi pengolahan garam. Meningkatkan nilai tambah, peningkatan suplai kebutuhan dan petambak garam menikmati hasil," kata Sumarno usai peresmian operasional pabrik garam Industri PT SPJT di desa Raci, Kecamatan Batangan Pati dalam keterangan yang diterima IDN Times, Rabu (25/6/2025). 

2. Penyerapan garam lokal untuk jaga stabilitas harga

Proses penyortiran garam hasil panen petambak Kabupaten Pati. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Melihat tingginya produksi garam di Pati, Pemprov mendorong edukasi pada petambak agar terus meningkatkan kualitas hasil produksinya. Peningkatan Nacl bakal memudahkan keterserapan garam ke industri lainnya, seperti komestik dengan persentase mencapai 99 persen. 

Dengan adanya pabrik garam industri SPJT maka akan ikut menjaga stabilitas harga garam hinggal level petambak. "Salah satu yang diharapkan adalah kepastian harga," ujarnya.

3. SPJT janji serap semua garam lokal di Pati

Ini adalah tumpukan karung yang ada di gudang milik PT SPJT. (IDN Times/Humas Pemprov Jateng)

Dirut PT SPJT, Untung Juanto, mengatakan, saat ini kebutuhan garam l nasional mencapai 4,9 juta ton setahun. Tetapi produksi baru terpenuhi 2,04 juta ton. Maka sisanya harus dipenuhi dari keran impor. Untuk mengurangi impor dan mewujudkan swasmbada pangan nasional sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2025, Pemprov ikut meningkatkan produksi garam.

"Kapasitas produksi 25 ribu ton per tahun atau 2 ribu ton per bulan. Kadar NaCl 97 persen dan kadar air 0,5 persen. Pabrik garam Pati berpotensi menyerap 30 ribu ton dan yang diserap 100 persen dari petambak lokal di Pati," kata Untung.

Pembangunan pabrik dilakukan secara swakelola oleh PT SPJT Konstruksi. Untuk mensin, lanjutnya, diproduksi perusahaan anak bangsa. Sementara bahan bakar menggunakan gas cng diproduksi JPEN guna mendukung industri hijau dan produksi dalam negeri.

Terkait pemasaran hasil priduksi, PT SPJT telah menggandeng 21 perusahaan. Masing-masing menyatakan minat dan total kebutuhan 21 perusahaan mencapai 1.500 ton per bulan.

Salah satu petambak asal Batangan, Joko Senawi, mengaku senang dengan hadirnya pabrik garam industri SPJT. Alasannya, lebih mudah menjual garam dan harga stabil 1.600 per kg nya. Dalam setahun atau 6 bulan musim panas, ia bisa memproduksi 130 ton dengan kadar NaCl 94 persen. "Ya senang, harganya tinggi dan stabil," katanya.

Editorial Team