Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_8141.jpeg
Wamen Pertanian, Sudaryono. (IDN Times/Larasati Rey)

Intinya sih...

  • Tindak tegas produsen pengoplos beras

  • Ada 212 merek beras yang diduga dioplos

  • Dampak kerugian hingga triliunan

Klaten, IDN Times - Wakil Menteri (Wamen) Pertanian, Sudaryono merespons soal temuan dugaan beras oplosan yang saat ini sedang ditangani kepolisian. Pihaknya akan menindak tegas pelaku beras oplosan yang saat ini ditangani oleh Bareskrim Polri.

1. Tindak tegas produsen pengoplos beras

Ilustrasi beras premium produksi NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ditemui disela-sela tinjauan Koperasi Desa Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten, Sudaryono mengaku akan menindak tegas produsen yang kedapatan sengaja mengoplos beras. Menurutnya hal tersebut sangat merugikan konsumen, terlebih beras tersebut dijual secara premium di supermarket.

"Ini jadi momen yang baik kita tindak tegas supaya semua tertib. Kita tidak mau lihat ke belakang, tapi ke depannya mau tertib," jelasnya, Minggu (13/7/2025).

2. Ada 212 merek beras yang diduga dioplos

Wamen Pertanian, Sudaryono. (IDN Times/Larasati Rey)

Sudaryono mengatakan fenomena pengoplosan bahan pangan kembali marak, dan makanan pokok masyarakat yang menjadi sasaran. Saat ini ada 212 merek dan perusahaan yang sedang dipanggil ke Bareskrim terkait adanya dugaan beras oplosan.

"Lagi ditangani sama kepolisian ada 212 merek dan perusahaan. Sekarang lagi dipanggil ke Bareskrim," jelas Sudaryono.

Ditanya soal pengawasan, Sudaryono mengaku akan melibatkan semua pihak untuk melakukan pengawasan agar beras oplosan tidak beredar di masyarakat.

"Pengawasan itu sebetulnya sudah ada Badan Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan. Kita akan lebih sering (pengawasan) karena yang dirugikan masyarakat," jelasnya.

3. Dampak kerugian hingga triliunan

ilustrasi beras putih (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Seperti diketahui, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menemukan beras oplosan beredar bahkan sampai di rak supermarket dan minimarket, dikemas seolah-olah premium, tapi kualitas dan kuantitasnya menipu. Temuan tersebut merupakan hasil investigasi Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan yang menunjukkan 212 merek beras terbukti tidak memenuhi standar mutu, mulai dari berat kemasan, komposisi, hingga label mutu.

Praktik tersebut menimbulkan kerugian luar biasa hingga Rp99 triliun per tahun, atau hampir Rp100 triliun jika dipertahankan.

"Ini kan merugikan masyarakat Indonesia, itu kurang lebih Rp99 triliun, hampir Rp100 triliun kira-kira, karena ini terjadi setiap tahun. Katakanlah 10 tahun atau 5 tahun, kalau 10 tahun kan Rp1.000 triliun, kalau 5 tahun kan Rp500 triliun, ini kerugian," kata Amran.

Editorial Team