Lima Negara Ini Jadi Target Tujuan Ekspor Indonesia Tahun Ini

18 Jul 2019, 19:59 WIB

Ilustrasi perdagangan ekspor. IDN Times/Istimewa

Semarang, IDN Times - Pemerintah Indonesia sedang membidik peluang ekspor baru ke lima negara yang ada di Afrika dan kawasan Asia Tengah. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang ekonomi, Ahmad Erani Yustika, peluangnya saat ini terbuka lebar lantaran belum lama ini pemerintah telah meneken kerjasama ekspor dengan para pemimpin negara-negara di Afrika.

"Tahun ini, pemerintah fokus ke pasar Afrika, dengan menandatangani 12 perjanjian. Kami sudah menyusun target pasar baru. Setidaknya yang kita lirik sejak 2018 dan jadi target tahun ini yaitu Republik Mozambik, Tunisia, dan Maroko," ujarnya dalam keterangan yang didapat IDN Times, Kamis (18/7).

1. Aktivitas ekspor ke Iran dan Turki kini terus dikebut

turkishtreasures.co.uk

Lebih jauh lagi, ia menyampaikan dua negara lainnya yang jadi target ekspor produk dari Indonesia yaitu Iran dan Turki. Dengan dua negara terakhir tersebut, Kemenperin sedang memacu transaksi ekspor untuk beberapa komoditas unggulan.

Ia menyebut agar terus meningkat, Komite Penugasan Khusus Ekspor (KPKE) mendorong dari sisi pembiayaan lewat Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Untuk tahun ini, katanya transaksi ekspor dari produk industri ditarget melesat tinggi diatas 70 persen ketimbang situasi tahun lalu.

2. Perluasan ekspor sudah dilakukan pemerintah ke sejumlah negara. Ada Bangladesh, Turki hingga Selandia Baru

IDN Times/Auriga Agustina

Pemerintah, lanjutnya melalui Kemendag juga sudah memacu ekspor dengan memperluas pasar. Pada tahun lalu misalnya mampu mendongkrak aktivitas ekspor ke sejumlah negara nontradisional.

Salah satu peningkatan ekspor paling menonjol adalah ke negara Turki naik 10,4 persen, Kanada juga mengalami pertumbuhan 19,0 persen, dan Selandia Baru tumbuh 16,8 persen.

"Presiden ingin kinerja perdagangan diperbaiki, baik dengan jalan meningkatkan ekspor ke negara tradisional maupun nontradisional dan mengendalikan impor, salah satunya dengan cara menginisiasi industri substitusi impor," sergahnya.

3. Pemerintah juga bisa memanfaatkan kue ekspor yang sangat besar ke Tiongkok

Gedung yang diklaim sebagai lokasi pendidikan vokasi warga Muslim Uighur. IDN Times/Uni Lubis

Direktur Kerjasama Pengembangan Ekspor, Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Marolop Nainggolan menyarankan pemerintah dapat memanfaatkan potensi pasar Tiongkok yang penduduknya berjumlah 1,4 miliar.

Indonesia harus memiliki barang yang kompetitif agar Tiongkok tertarik. Menurutnya, produk Indonesia masih kalah dengan milik Tiongkok. "Untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya tentu pemerintah Tiongkok tidak dapat mengatasinya sendiri," bebernya.