Ilustrasi kamar tidur lansia (Pexels.com/Ron Lach)
Ilmuwan dan peneliti dari University of Copenhagen Denmark, Kelton Minor menjelaskan, efek suhu tinggi mengakibatkan jam tidur setiap manusia di seluruh Dunia berkurang rata-rata 44 jam per tahun.
Kondisi itu banyak dialami oleh para perempuan dan yang paling terdampak adalah kalangan lansia karena metabolisme mereka sudah melambat.
"Secara natural, tubuh manusia harus lebih dahulu menurunkan suhu untuk menghadirkan hawa sejuk yang membuat nyaman. Dengan kondisi yang tidak mendukung kenyamanan (karena panas), akan sulit mendapatkan tidur yang berkualitas," tulisnya dalam jurnal berjudul Rising Temperatures Erode Human Sleep Globally yang dipublikasikan penerbit Belanda, Elseviser pada 20 Mei 2022.
Emi ikut merasakan situasi tersebut. Perempuan berusia 61 tahun itu mengaku jika suhu di Demak, Jawa Tengah--tempat tinggalnya--yang tidak menentu ikut memengaruhi kebugaran, termasuk kualitas tidurnya.
Ia memutuskan menggunakan teknologi alat pengondisi udara (air conditioner/ AC) untuk mengatasi hal tersebut.
Dengan memakai AC, ruangan menjadi lebih dingin dan nyaman untuk tidur, sebagaimana fungsinya sebagai alat pengondisi udara bisa menambah dan mengurangi kelembapan, mengubah suhu, filtrasi, dan memurnikan udara.
"Belinya (sama anak) tahun 2018. Waktu itu pertimbangan karena hawa, gimana caranya bisa nyaman di rumah. Akhirnya beli AC kecil-kecilan yang 0,5 PK (Paard Kracht). Milihnya yang ada label hemat energi karena ternyata berpengaruh sama daya listrik di rumah," katanya yang bernama lengkap Emi Irianti itu saat ditemui IDN Times, Jumat (28/7/2023).
Emi (kanan) menyalakan AC berlabel hemat energi di rumahnya. (IDN Times/Dhana Kencana)
AC milik Emi bermerek Daikin model FTC15NV14 dengan tipe noninverter berdaya 373,10 watt. Kapasitas pendinginnya mencapai 4.848,11 British Thermal Unit per hour (BTU/h).
Yang tampak berbeda pada AC tersebut dengan AC pada umumnya adalah terdapat label hemat energi. Stiker itu merupakan Label Tanda Hemat Energi (LTHE) dan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dari Kementerian ESDM yang menunjukkan tingkat efisiensi energi pada peralatan elektronik seperti AC.
Dari label tersebut, diketahui AC milik Emi berbintang 4 dengan nilai efisiensi (Energy Eficiency Ratio/ EER atau Cooling Seasonal Performance Factor/ CSPF) sebesar 12,99. Dengan asumsi penggunaan selama 8 jam per hari, biaya listrik per tahunnya mencapai Rp1.598.226 dengan konsumsi energi tahunan sebesar 1089 Kilowatt jam (KwH).
"Untuk penggunaan hemat banget (konsumsi energinya), ya. Pakai AC (hemat energi) ini biaya listrik per bulan gak naik tinggi, masih normal Rp400 ribu, bahkan bisa di bawah itu. Soalnya saya di rumah juga ada 2 kulkas, (pakai) yang juga hemat energi. Kata yang jual kalau tanda bintang di stiker (LTHE dan SKEM) banyak, artinya peralatan elektronik yang dipakai lebih hemat (energi)," ujar Emi.