Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi piring dan salad (pexels.com/Ella Olsson)

Intinya sih...

  • Permintaan barang meningkat tajam menjelang Lebaran, membuat stok cepat berkurang dan harga naik.
  • Tunjangan Hari Raya (THR) membuat daya beli masyarakat meningkat, memicu lonjakan permintaan dan kenaikan harga.
  • Kenaikan biaya distribusi akibat harga bahan bakar, padatnya lalu lintas, dan libur panjang juga turut memengaruhi kenaikan harga barang menjelang Lebaran.

Menjelang Lebaran, kenaikan harga barang seakan sudah jadi tradisi tahunan. Mulai dari kebutuhan pokok hingga barang konsumsi lainnya, semua mengalami lonjakan harga. Fenomena itu sering bikin banyak orang bertanya-tanya, kenapa setiap tahun kejadian terus berulang?

Faktor kenaikan harga tersebut gak terjadi begitu saja, ada penyebab yang mendasarinya. Dari sisi permintaan hingga distribusi, semuanya punya peran dalam perubahan harga. Nah, berikut empat alasan kenapa harga barang naik menjelang Lebaran.

1. Permintaan naik drastis

wanita di dapur (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Menjelang Lebaran, permintaan barang meningkat tajam dibandingkan hari biasa. Orang-orang mulai membeli bahan makanan, pakaian baru, hingga barang kebutuhan lainnya untuk persiapan hari raya. Kenaikan permintaan tersebut bikin stok barang cepat berkurang, sehingga harga otomatis terdorong naik.

Selain itu, banyak orang mendapatkan tunjangan hari raya (THR) yang membuat daya beli mereka meningkat. Dengan uang lebih di tangan, orang cenderung membeli dalam jumlah lebih banyak. Akibatnya, harga barang pun ikut melonjak mengikuti lonjakan permintaan pasar.

2. Stok barang terbatas

ilustrasi keranjang

Ketersediaan barang yang gak seimbang dengan lonjakan permintaan jadi salah satu penyebab harga naik. Produsen dan distributor seringkali kesulitan memenuhi kebutuhan pasar yang mendadak melonjak tinggi. Apalagi, beberapa bahan pokok masih mengandalkan impor, yang proses distribusinya butuh waktu lebih lama.

Di sisi lain, ada juga faktor cuaca dan kondisi produksi yang memengaruhi ketersediaan barang. Misalnya, panen yang kurang maksimal bisa bikin harga bahan makanan tertentu meningkat drastis. Jika stok berkurang, sementara permintaan tinggi, harga pun sulit untuk tetap stabil.

3. Biaya distribusi meningkat

Uang sedang digulung (pexels.com/Pixabay)

Menjelang Lebaran, ongkos distribusi biasanya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Harga bahan bakar naik, lalu lintas lebih padat, dan permintaan jasa transportasi meningkat. Semua itu berdampak langsung pada biaya pengiriman barang dari produsen ke pasar.

Selain itu, libur panjang menjelang Lebaran juga bikin proses distribusi terhambat. Beberapa jalur distribusi menjadi lebih sibuk atau bahkan ditutup sementara. Kondisi itu bikin barang sampai ke tangan konsumen dengan harga lebih tinggi dibandingkan biasanya.

4. Spekulasi pedagang

Ilustrasi Pasar yang ramai (pexels.com/ Pew Nguyen)

Beberapa pedagang memanfaatkan momen Lebaran untuk menaikkan harga demi keuntungan lebih besar. Mereka tahu bahwa permintaan sedang tinggi, sehingga berani menaikkan harga meskipun stok masih cukup. Hal itu sering terjadi pada produk-produk yang paling dicari saat Lebaran.

Spekulasi juga dipicu oleh prediksi kenaikan harga yang sudah terjadi sejak jauh hari. Banyak pedagang yang menimbun barang lebih dulu, lalu menjualnya dengan harga lebih tinggi menjelang hari raya. Akibatnya, harga barang di pasaran melonjak lebih cepat dari biasanya.

Kenaikan harga menjelang Lebaran memang jadi fenomena yang hampir selalu terjadi setiap tahun. Faktor seperti lonjakan permintaan, keterbatasan stok, naiknya biaya distribusi, dan spekulasi pedagang menjadi penyebab utama. Dengan memahami hal tersebut, bisa lebih bijak dalam merencanakan belanja agar gak terlalu terdampak kenaikan harga.

Editorial Team