Ilustrasi aktivitas di Rumah BUMN Bank BRI Semarang (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)
Rumah BUMN merupakan bentukan kolaborasi dari Kementerian UMKM dan perusahaan milik negara. Salah satunya adalah Bank BRI.
Rumah tersebut menjadi tempat bersama untuk berkumpul, belajar, dan membina para pelaku UMKM di Indonesia supaya lebih berkualitas. Hingga tahun 2020, sudah ada 56 Rumah BUMN Bank BRI yang tersebar hampir merata di Indonesia.
Adapun, untuk anggota di Rumah BUMN Bank BRI Semarang sudah mencapai 5.302 pelaku UMKM--termasuk Azis--.
Rumah BUMN yang baru diluncurkan tahun 2020 itu merupakan pengayaan dari Rumah Kreatif BUMN yang sebelumnya sudah ada.
Koordinator Rumah BUMN Bank BRI, Muhammad Rizal mengatakan, visi dan misi rumah BUMN adalah mendampingi dan mendorong pelaku UMKM dapat berdikari menjawab tantangan utama dalam pengembangan usaha, peningkatan kompetensi, akses pemasaran, dan kemudahan permodalan.
Pihaknya saat ini sudah memfasilitasi 500--600 pelaku UMKM dengan berbagai pelatihan untuk pengembangan usaha mereka, khususnya bagi yang baru merintis usaha. Pelatihan tersebut di antaranya pelatihan membuat konten, pelatihan foto dan video produk, digital marketing, sampai packaging (pengemasan).
"Pelaku UMKM dipersilakan bergabung dengan Rumah BUMN Bank BRI. Gratis tidak ada pungutan atau dipungut biaya, dengan syarat memiliki usaha dan cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP)," katanya dilansir kantor berita Antara, Senin (27/2/2023).
Secara umum, para pelaku UMKM yang bergabung di Rumah BUMN seperti Azis mendapatkan pelatihan-pelatihan yang meliputi:
- Pelatihan untuk mempersiapkan dan membina UMKM dalam meningkatkan kualitas produk, branding, dan packaging (Go Modern)
- Pelatihan untuk penggunaan aplikasi digital dan otomasi dalam proses bisnis dan pemasaran (Go Digital)
- Pelatihan untuk perluasan akses pasar secara online melalui marketplace yang sudah disediakan melalui PaDiumkm atau e-commerce lainnya (Go Online)
"Goal saya bergabung dengan Rumah BUMN itu masuk ekosistem mereka (Digital Economy Ecosystem). Dengan begitu, produk kami berkembang dan penjualan frame kacamata kayu meningkat setelah bergabung di sana. Saya jadi tahu, bagaimana caranya mem-branding, membuat laporan keuangan, terus pemasarannya, sampai akhirnya bisa jualan online di PaDiumkm," ujar Azis.